Agus Wiyono
(1999)
Efektifitas Prostaglandin F2α Intrauterin dibandingkan Intramuskuler terhadap Gertak Persentase Timbulnya Birahi, Kecepatan Timbulnya Birahi dan Persentase Kebuntingan pada Kambing Kacang.
Skripsi thesis, Universitas Airlangga.
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis PGF2a intrauterin terkecil yang sama efektif dengan penyuntikan PGF2 α 7,5 mg intramuskuler untuk menggertak birahi kambing kacang ditinjau dari persentase timbulnya birahi, kecepatan timbulnya birahi dan persentase terjadinya kebuntingan setelah dikawinkan secara alam.
Hewan percobaan terdiri dari 30 ekor kambing kacang betina dewasa yang sehat, telah beranak minimal sekali, tidak bunting dan tidak birahi. Tiga ekor pejantan kambing kacang yang sehat, penampilan dan libido baik serta telah menghasilkan keturunan yang baik digunakan sebagai pengusik dan pemacek. Kambing-kambing kacang betina tersebut secara acak dibagi menjadi lima kelompok perlakuan. Perlakuan tersebut adalah penyuntikan PGF2 α 7,5 mg intramuskuler (kontrol) (P I) dan pemberian PGF2 α intrauterin dosis 1 mg (P II); 1,5 mg (P III); 2 mg (P IV); 2,5 mg (P V). Bila timbul birahi dikawinkan dengan pejantan. Data hasil pengamatan timbulnya birahi dianalisis dengan uji Khikuadrat. Data kecepatan timbulnya birahi dianalisis dengan uji Anava dilanjutkan uji BNT 5% bila berbeda nyata. Data terjadinya kebuntingan kambing kacang dari yang timbul birahi setelah dikawinkan secara alam dianalisis dengan uji Exact Fisher.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian PGF2 α intrauterin dosis 2 mg dan 2,5 mg tidak berbeda nyata atau sama efektif dengan penyuntikan PGF2 α 7,5 mg intramuskuler (kontrol) terhadap timbulnya birahi yang hasilnya secara berurutan 67% (4/6), 83% (5/6) dan 83% (5/6). Pemberian PGF2 α intrauterin dosis 1 mg dan 1,5 mg menimbulkan birahi 33% (2/6) dan 33% (2/6) yang berbeda nyata dengan kontrol. Kelima perlakuan pemberian PGF2 α tidak memberikan perbedaan nyata terhadap kecepatan timbulnya birahi pada kambing kacang. Terjadinya kebuntingan dari kambing kacang yang timbul birahi antara tiap perlakuan pemberian PGF2 α intrauterin tidak berbeda nyata dengan penyuntikan PGF2 α 7,5 mg intramuskuler. Hasil kebuntingan dari kambing kacang yang timbul birahi dari perlakuan pemberian PGF2 α yaitu PGF2 α 7,5 mg intramuskuler ;1 mg; 1,5 mg; 2 mg dan 2,5 mg intrauterin hasilnya secara berurutan adalah 100% (5/5); 50% (1/2); 100% (2/2); 100% (4/4) dan 100% (5/5).
Actions (login required)
|
View Item |