Lesni Untono, - (2005) Kadar C-Reactive Protein Serum Dan Jumlah Lekosit Dalam Darah P Ada Apendisitis Anak Hubungan Dengan Keadaan Akut Dan Perforasi. Masters thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Text PPDS IB 15 10 Unt k-.pdf Download (4MB)

Abstract

Diagnosis apendisitis akut sering sulit pada anak, terutama dalam membedakan apendisitis akut atau apendisitis perforasi, karena anak sering tak dapat mengungkapkan keluhannya dan penemuan pada pemeriksaan fisik tidak spesifik, Negatif apendektomi 15-20%% kasus, dan negatif laparotomi 10-15% kasus. Hitungjumlah lekosit paling sering dilakukan, tapi nilai diagnostiknya terbatas. CRP mulai meningkat dalam darah dalam waktu 8 jam sejak terjadinya infeksi, dan tetap meninggi selama infeksi atau kerusakan jaringan tetap berlangsung. METODE PENELITIAN Prospektif, sejak November 2004- November 2005 . Penderita apendisitis anak yang masuk kriteria inklusi, dilakukan pemeriksaan CRP dan lekosit sebelum pemberian antibiotik preoperative. Setelah apendektorni, jaringan apendiks diperiksakan histopatologis. Dilakukan analisa kadar CRP , jumlah lekosit dan hasil pemeriksaan histopatologis HASIL Pra bedah , sampel 30 anak, apendisitis akut 17 anak dan apendisitis perforasi 5 anak. Paska bedah didapatkan apendisitis akut 17 anak, apendisitis perforasi 13 anak. Berdasarkan regresi logistik, didapatkan adanya hubungan antara CRP dengan apendisitis perforasi dan jumlah lekosit dengan apendisitis perforasi. Nilai cut off 40 untuk CRP dan 15 .000 untuk lekosit. KESIMPULAN • CRP dan lekosit dapat digunakan sebagai prediktor terhadap kejadian apendisitis perforasi. • Masih diperlukan pemeriksaan penunjang diagnostik untuk menghindari kesalahan diagnostik

Actions (login required)

View Item