Pemakaian Hormon Gonadotropin Eksogen Untuk Menginduksi Superovulasi Pada Sapi, Domba Dan Babi

Yohanes Nugroho Susantyo, - (1987) Pemakaian Hormon Gonadotropin Eksogen Untuk Menginduksi Superovulasi Pada Sapi, Domba Dan Babi. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img] Text (FULLTEXT)
FULLTEXT - YOHANES.pdf

Download (20MB)
Official URL: http://www.lib.unair.ac.id

Abstract

Salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas dan reproduktivitas ternak setempat adalah dengan cara superovulasi dalam rangkaian proses pemindahan embrio. Terjadinya superovulasi dapat dirangsang dengan pemberian hormon gonadotropin secara eksogen pada hewan betina yang telah mencapai dewasa kelamin, karena apabila diterapkan pacta ternak betina sebelum mencapai pubertas akan didapatkan rendahnya persentasi sel telur yang subur. Dari hasil penelitian terakhir ternyata bahwa sifat dan daya kerja hormon gonadotropin tidak selalu menyangkut spesies khusus. Pada beberapa spesies hewan mempunyai sifat fisikokimia serupa dan didapatkan adanya sifat dan efek biologis yang paralel, oleh karena itu penggunaannya dapat ditukar-tukarkan. Namun demikian, h,E; sil yang lebih baik diperoleh jika menggunakan preparat gonadotropin dari spesies hewan yang sama. Dalam percobaan-percobaan superovulasi berulang, respon ovarium terhadap pengobatan berikutnya berkurang pada beberapa individu, sehingga jumlah sel telur yang diovulasikan menurun. Hal ini karena produksi antibodi terhadap gonadotropin dan juga didapatkan reaksi silang imunologis. Namun hasil bioassay pada tikus menunjukkan bahwa anti gonadotropin diproduksi oleh tubuh sesudah tiga kali atau lebih superovulasi secara berturut-turut. Produksi antibodi ini minimum dengan penggunaan preparat gonadotropin dari spesies hewan yang sama. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa respon terjadinya superovulasi dipengaruhi oleh dosis dan saat yang tepat waktu memberikan preparat hormon tersebut. Saat pemberian yang baik adalah setelah pertengahan fase luteal, bisa juga sampai pada awal fase folikuler. Faktor yang kurang menguntungkan pada superovulasi selain terjadinya desensitivasi, juga adanya kenyataan \ bahwa pada superovul a?i dapat dihasilkan. sel telur yang belum masak, sehingga setelah pembuahan banyak terjadi kematian embrio yang masih muda. Kemajuan terbesar dalam metodologi superovulasi pada dekade terakhir ini adalah penggunaan PGF2 dan atau PGF2 analog seperti Cloprostenol, dimana prostaglandin tidak hanya meningkatkan fleksibilitas waktu superovulasi, juga suatu pengobatan utama untuk memproduksi jumlah besar embrio normal. Cara yang umum dipakai untuk superovulasi adalah dengan penyuntikan preparat PMSG; kombinasi PMSG/FSH dengan HCG/LH (mel i puti kombinasi PMSG dan HCG, serta kombinasi FSH dan LH) kombinasi PMSG dan PGF2 ~; atau bisa juga kombinasi FSH dan PGF 2 o( • Pemberian preparat hormon PMSG saja sudah dapat menyebabkan superovulasi. Namun demikian, pemberian PMSG dal~n rangka menginduksi terjadinya superovulasi, khusu§ nya jika diberikan dalam dosis besar mengandung resiko kegagalan ovulasi dengan terbentuknya sistik folikel. Untuk mengatasi ini, maka ada yang memberikan preparat HCG mengikuti pemberian PMSG, yang mana HCG ini karena bersifat seperti LH, maka merangsang terjadinya ovulasi. Atau dengan maksud yang sama, ada juga yang memberikan preparat FSH dikombinasikan dengan preparat LH mengingat bahwa fungsi faali PMSG mirip FSH, sedang HCG mirip LH. Dari hasil pemakaian kombinasi preparat hormon yang ba!)yak digunakan akhir-akhir ini di.dapatkan bahwa penggunaan preparat hormon PGF2 oe mengikuti pemberian PHS G, memberikan respon superovulasi yang lebih tetap dan lebih besar. Begitu juga dengan tujuan yang sama bila diberikan kombinasi preparat FSH dan preparat PGF2 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan kombinasi preparat PMSG atau FSH dan PGF2 oe (atau preparat sintetis analognya) atau HCG adalah yang paling baik.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: -
Uncontrolled Keywords: Hormon Gonadotropin Eksogen, induksi Superovulasi, Sapi Domba Babi
Subjects: S Agriculture > SF Animal culture > SF600-1100 Veterinary medicine > Including veterinary genetics, ethology, anatomy, physiology, embryology, pathology
Divisions: 06. Fakultas Kedokteran Hewan > Ilmu Kedokteran Hewan Dasar
Creators:
CreatorsNIM
Yohanes Nugroho Susantyo, --
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
ContributorS. Hardjopranjoto, --
ContributorMudiono, --
Depositing User: Nurma Harumiaty
Date Deposited: 05 Apr 2023 05:04
Last Modified: 05 Apr 2023 05:04
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/122202
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item