Poedji Hastutiek, -
(1986)
Mengukur Kadar Aflatoksin B1 Pada Ransum Ayam Petelur Finisher Yang Dijual di Beberapa Poultry Shop Wilayah Kotamadya Surabaya.
Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Te1ah di lakukan penguKuran terhadap adanya af1atoksin pada ransum ayam petelur finisher yang sampelnya diperoleh dari 20 poultry shop di wilayah Kotamadya Surabaya meliputi ransum ayam petelur finisher bentuK tepung dan butiran dengan menggunaKan metoda Kromatografi lapisan tipis. Untuk pengukuran kadar aflatoKsin B 1 , berdasarkan adanya perbedaan intensitas noda sampel terhadap intensitas noda af1atoKsin a1 standard dibawah sinar ultra violet. Sebelum dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu di 1akukan ekstraksi menurut metoda Pons dan Goldblatt (1966) I sampel ditambahKan aseton untuK menghilangkan lemak sedangkan untuk menghilangkan pigmen ditambahkan t i mba I ( 1 I) asetat 20 I. + aquadest untuK pemurnian digunakan Khloroforml dan dilanjutkan dengan pemekatan sampai volume tinggal 2 - 3 m1. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan bahwa 73 1 33 1. sampel mengandung aflatoKsin B1 dengan Kadar rata rata 64 1 07 ppb 1 kadar terendah 12 1 08 ppb sedang kadar tertinggi 193 1 33 ppb. Hasi tersebut masih dalam batas aman untuk dikonsumsi karena batas tertinggi bagi ayam ada1ah 200 ppb (Culvenor 1 1974). Di Indonesia sampai saat ini belum ada Ketentuan tentang batas maKs 1ma1 maKanan ternak. aflatoKs1n B1 pada bahan makanan maupun jika kadar aflatoKsin B1 pada ransum ayam petelur finisher bentuk tepung dan butiran ini dibandingkan dengan uji t, ternyata hasilnya berbeda sangat nyata ( P < 0,01 ) . Jadi sesuai dengan pendapat para ahli yang mengataKan bahwa ransum bentuk butiran tumbuhnya jamur.
Actions (login required)
|
View Item |