Andry Kurniawan, - (1999) Pengaruh Penggunaan Jus Lidah Buaya, Sulfanilamide, Dan Oksitetrasiklin (Oxijecti) Terhadap Lama Waktu Penyembuhan Luka Infeksi Kuman Staphylococcus Aureus Pada Tikus Putih (Rattus Norwegicus). Skripsi thesis, Universitas Airlangga.
Text (Fulltext)
Andry Kurniawan_069412062_Pengaruh Penggunaan Jus Lidah Buaya_FKH_1999.pdf Restricted to Registered users only Download (16MB) | Request a copy |
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan lidah buaya, sulfanilamide, dan oksitetrasiklin terhadap lama waktu penyembuhan luka infeksi Staphylococcus aureus pada tikus putih (Rattus notwegicus). Pada penelitian ini digunakan 68 ekor tikus putih betina berumur ± 3 bulan yang kemudian dibagi menjadi 36 ekor untuk penentuan dosis pengenceran kuman terendah yang menginfeksi 100% hewan coba dan 32 ekor untuk penelitian yang terdiri dari empat perlakuan dengan delapan kali ulangan. Infeksi buatan dilakukan dengan cara menginsisi sepanjang ± 1 cm hingga mencapai musculus Longissimus dorsi, kemudian diinokulasi dengan suspensi kuman Staphylococcus aureus sesuai dengan dosis pengenceran yang telah ditentukan sebelumnya sebanyak satu tetes pipet pasteur (0,05cc). Setelah timbul gejala klinis yaitu adanya nanah pada luka kemudian dilaksanakan perlakuan. Perlakuan A, luka infeksi pada hewan coba diobati dengan jus lidah buaya. Perlakuan B, luka infeksi diobati dengan oksitetrasiklin (OXIJECT®). Perlakuan C, luka infeksi diobati dengan sulfanilamide. Perlakuan D, luka infeksi dibiarkan saja tanpa diobati. Pengobatan dilakukan tiga kali sehari sampai penyembuhan terjadi. Pengamatan dilakukan setiap kali melakukan pengobatan. Desain percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terbagi menjadi empat perlakuan dan delapan kali ulangan. Data hasil penelitian ini dianalisis secara statistik dengan sidik ragam dilanjutkan dengan menggunakan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang sangat nyata diantara keempat perlakuan (p<0,05) dengan lama waktu penyembuhan luka infeksi pada perlakuan A adalah 4,75 ± 0,886 hari, perlakuan B 7,125 + 0,641 hari, perlakuan C 8,5 ± 1,069 hari, perlakuan D 12,875 ± 0,991 hari. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa perlakuan A menunjukan waktu penyembuhan yang paling singkat dibandingkan ketiga perlakuan lainnya.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Uncontrolled Keywords: | Staphylococcus Aureus | ||||||
Subjects: | S Agriculture > SF Animal culture > SF600-1100 Veterinary medicine | ||||||
Divisions: | 06. Fakultas Kedokteran Hewan > Ilmu Kedokteran Hewan Dasar | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | Mrs Amalia Tri | ||||||
Date Deposited: | 07 Apr 2023 05:26 | ||||||
Last Modified: | 27 Feb 2024 04:56 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/122507 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |