Jenny Sutandhio (1986) Suatu Tinjauan Tentang Diagnosa Dan Pengobatan Batu Saluran Kemih Pada Anjing. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

	Text (HALAMAN DEPAN) JENNY SUTANDHIO (DEPAN).pdf Download (825kB)
	Text (FULLTEXT) JENNY SUTANDHIO (1).pdf Download (3MB)

Abstract

Akhir-akhir ini masyarakat Indonesia mulai gemar memeli hara anjing, baik anjing ras maupun anjing lokal. Selain sebagai hewan kesayangan, anjing juga digunakan untuk menjaga rumah dan sering pula diperda gangkan . Ada beberapa anjing yang tahan terhadap penyakit, sehingga penyakit yang ringan tidak akan men i mbulkan gejala klinis. Gejala klinis baru tampak , setelah penyakit berlanjut dan kadang-kadang sulit disembuhkan . Gangguan batu saluran kemih pada anjing dapat dikelompokkan menjadi batu alkali atau fosfat, batu oxalate, dan batu organik yang terdiri dari urat dan cyetine . Kejadian batu fosfat biasanya msnyert i · infeksi salllran perkemihan terutama di sebabkan oleh kuman pembentuk urea yang dapat mengubah urin . yang menjadi alkali. Pada keadaan defisiensi vitamin A dapat juga merupakan faktor predisposisi kejadian batu saluran kemih fosfat . Faktor genetik dapat pula merupakan predisposisi terutama ras Miniature Schnauzer karena anjing ini me:warisi keabnormalan pada pertahanan lokal dalam .saluran perkemihannya. Untuk membasmi infeksi saluran perkemihan dapat digunakan Gentamicin dengan dosis 4,4 mg per kilogram berat badandua kali sehari untuk hari pertama dan selanjutnya -satu kali sehari secara intramuskuler atau intrakutan; Ampicillin dengan dosis 30 - 60 mg per kilogram berat badan per har·i melalui oral atau 10 - 20 mg per kilogram berat badan intravena atau intramuskuler; Chloramphenicol dengan dosis 20 - 50 mg per kilogram berat badan per hari melalui oral atau 11 mg per kilogram berat badan intravena atau intramuskuler.

Actions (login required)

View Item