Zada Febrial Effendy and Trisniartami Setyaningrum (2015) Penelitian Retrospektif: Penggunaan Pengelupasan Kimiawi Jessner. Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, 27 (2). pp. 106-113. ISSN pISSN 1978-4279 eISSN 2549-4082
Text (Artikel)
21. artikel.pdf Download (1MB) |
|
Text (Kualitas Karil &Kesesuaian Bidang Ilmu)
21. karil.pdf Download (302kB) |
|
Text (Turnitin)
21. turnitin.pdf Download (1MB) |
|
Text (Laik Etik)
21. etik.pdf Download (551kB) |
Abstract
ABSTRAK: Melasma merupakan keadaan hipermelanosis yang mengakibatkan perubahan warna kulit menjadi coklat atau abu-abu kecoklatan pada wajah. Pengelupasan kimiawi meruapakan salah satu modalitas terapi tambahan pada melasma. Penggunaan Jessner modifikasi secara tepat, dapat memberikan perbaikan yang signifikan pada pasien melasma. Tujuan:Mengevaluasi gambaran umum pasien baru melasma yang mendapatkan terapi pengelupasan kimiawi dengan Jessner modifikasi di Divisi Kosmetik Medik Unit Rawat Jalan (URJ) Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo Surabaya periode 2010-2013. Metode: Penelitian retrospektif dari catatan medik pasien baru melasma yang meliputi jumlah pasien, distribusi umur, jenis kelamin, pekerjaan, faktor risiko, riwayat pengobatan sebelumnya, lama pengobatan, lokasi melasma, warna melasma, ukuran melasma, hasil pemeriksaan tambahan, tipe melasma, efek samping melasma, penggunaan bahan priming, bahan pengelupasan, terapi pascapengelupasan, dan kedatangan kembali. Hasil: Jumlah pasien baru melasma yang diberi terapi pengelupasan kimiawi sebanyak 108 (14,2%) dari 1544 jumlah kunjungan pasien baru melasma. Seluruh pasien adalah wanita dengan kelompok umur terbanyak 40-49 tahun yaitu 66 (61,1%) pasien. Faktor risiko terbanyak adalah campuran dari pajanan sinar matahari dan penggunaan kosmetik sebanyak 56 (51,8%) pasien. Tipe melasma terbanyak adalah tipe campuran sebanyak 72 (66,7%). Seluruh pasien menggunakan bahan Jessner modifikasi dengan priming terbanyak menggunakan alpha hydroxy acid (AHA), formula Kligman, dan tretinoin sebanyak 28 (25,9%) pasien, dan terapi pascapengelupasan mayoritas menggunakan pelembap, tabir surya, hidrokortison sebanyak 57 (52,8%) pasien. Keluhan eritematosa setelah dilakukan tindakan pengelupasan kimawi sebanyak 50 (46,3%) pasien. Simpulan: Penggunaan pengelupasan kimiawi merupakan salah satu terapi tambahan pada melasma dengan penegakan diagnosis yang tepat.
Item Type: | Article | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) > R5-920 Medicine (General) | ||||||
Divisions: | 01. Fakultas Kedokteran > Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin (Spesialis) | ||||||
Creators: |
|
||||||
Depositing User: | arys fk | ||||||
Date Deposited: | 18 Apr 2023 00:11 | ||||||
Last Modified: | 08 Sep 2023 01:17 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/123892 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |