La Ode Rabani and Sarkawi and Johny Alfian Khusyairi (2022) Rempah, Kolonialisme, dan Tumbuhnya Pusat-pusat Ekonomi Baru di Pantai Timur Sulawesi Timur 1620-an—1920-an (Spices, Colonialism, and the Growth of New Economic Centers on the East Coast of East Sulawesi, 1620s—1920s). Mozaik Humaniora, 22 (2). pp. 219-230.
Text (FULLTEXT)
Rempah, Kolonialisme, dan Tumbuhnya FULLTEXT.pdf Download (504kB) |
|
Text (SIMILARITY)
Rempah, Kolonialisme, dan Tumbuhnya TURNITIN.pdf Download (3MB) |
|
Text (FORM PENILAIAN KUALITAS KARIL DAN KESESUAIAN BIDANG ILMU)
Rempah, Kolonialisme, dan Tumbuhnya PEER REVIEW 2.pdf Download (736kB) |
|
Text (KORESPONDENSI)
Rempah, Kolonialisme, dan Tumbuhnya KORESPONDENSI.pdf Download (1MB) |
Abstract
Penelitian ini difokuskan pada wilayah di Pantai Timur Sulawesi, yang meliputi sebagian daratan dan wilayah pantai timur Pulau Sulawesi. Wilayah ini meliputi sebagian wilayah Sulawesi Tengah dan sebagian Sulawesi Tenggara, termasuk pulau-pulau di sekitarnya seperti Pulau Buton, Pula Muna, Kepulauan Menui, Kepulauan Salabangka, dan Pulau Siompu. Pulaupulau itu ditempatkan dalam konteks pendukung aktivitas ekonomi di sepanjang jalur rempah bagian pantai timur Pulau Sulawesi. Aspek yang diteliti meliputi efek rempah yang melibatkan kawasan itu secara aktif dalam berbagai bidang seperti politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Metode yang digunakan adalah metode sejarah yang fokusnya pada penelitian dokumen yang relevan dengan topik penelitian dengan melakukan sejumlah kritik, interpretasi, dan analisis. Penelitian ini menemukan bahwa rempah yang tumbuh endemik dan khas (eksotik) pada awalnya di Nusantara (Kepulauan Banda) mempunyai dampak panjang dan mencakup banyak aspek. Rempah telah menggerakkan bangsa-bangsa di dunia untuk mencapai, menguasai, dan memperdagangkannya untuk tujuan kekayaan dan mencapai kehormatan. Untuk tujuan itu konflik dan perang ikut mewarnai sebagian sejarah rempah yang berujung pada hadirnya praktik kolonialisme dan melakukan hegemoni. Hegemoni kolonial itu tidak selalu memberi implikasi negatif, tetapi juga membawa efek penting bagi tumbuhnya kawasan di sekitar jaringan pusat produksi rempah sebagai pusat-pusat ekonomi baru di Pantai Timur Sulawesi Timur. Perjumpaan masyarakat lokal dengan bangsa-bangsa lain melalui jaringan perdagangan rempah yang berdampak positif, yang oleh Sartono Kartodirjo dinamakan integrasi positif.
Item Type: | Article | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Uncontrolled Keywords: | ekonomi dan akses sumber daya, hegemoni kolonial, Pantai Timur Pulau Sulawesi, pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru, rempah | ||||||||
Subjects: | C Auxiliary Sciences of History > CB History of civilization T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General) > TA177.4-185 Engineering economy |
||||||||
Divisions: | 12. Fakultas Ilmu Budaya > Ilmu Sejarah | ||||||||
Creators: |
|
||||||||
Depositing User: | Mrs Nadia Tsaurah | ||||||||
Date Deposited: | 08 May 2023 07:02 | ||||||||
Last Modified: | 08 May 2023 07:59 | ||||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/126383 | ||||||||
Sosial Share: | |||||||||
Actions (login required)
View Item |