FERI KUSBIANTORO, 031011247 (2013) PERJANJIAN PENEMPATAN TKI SEBAGAI DASAR MENGAJUKAN GUGATAN GANTI RUGI KEPADA PPTKIS. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Text (FULLTEXT) FULLTEXT.pdf Restricted to Registered users only Download (803kB) | Request a copy

Abstract

Dari segi norma UU 39 tahun 2004 dipandang tidak memadai dan tidak efektif dalam mengatasi berbagai permasalahan yang timbul dalam praktek terkait penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri. UU nomor 39 tahun 2004 mempunyai banyak kelemahan-kelemahan yang dapat menyebabkan kontraproduktif bagi calon TKI yang akan bekerja di luar negeri maupun bagi pelaksana penempatan TKI swasta yang merupakan mitra pemerintah dalam penempatan TKI di luar negeri. Kelemahankelemahan ini jika tidak segera dibenahi maka akan merugikan semua stakeholders (para pemangku kepentingan) yang ada baik pemerintah selaku regulator dan supervisor, para TKI/ calon TKI, Perusahaan penempatan TKI, masyarakat dan pihak-pihak terkait lainnya. Satu lagi yang peling penting, menjadi kelemahan yang paling utama dari UU No. 39/2004 adalah undang undang tersebut lebih cenderung mengedepankan aspek penempatan dan mengesampingkan aspek perlindungan. Dari segi implementasinya, bentuk perlindungan hukum yang telah diberikan oleh pemerintah kepada TKI yang ada di luar negeri tidak dapat diberlakukan secara optimal. Adapun Kendala yang Dihadapi dalam Pelaksana Penempatan dan perlindungan Tenaga Kerja indonesia diantaranya adalah, koordinasi antara instansi terkait dalam menangani asalah tenaga kerja Indonesia selama ini sulit untuk dapat berjalan dengan baik. Banyaknya lembaga atau organisasi baik pemerintah maupun swasta di dalam dan luar negeri yang terlibat mengakibatkan sulitnya koordinasi karena banyaknya pemangku kepentingan di dalam dan luar negeri serta beragamnya kepentingan dari sektor swasta di dalam dan luar negeri. Disisi lain lemahnya sumber daya manusia dari TKI menjadi masalah yang tidak kunjung terselesaikan. Sumber daya manusia dari calon TKI juga merupakan kendala yang sangat berarti dalam konteks penempatan kerja ke luar negeri. Banyak calon TKI yang berpendidikan rendah, misalnya hanya lulusan SD. Demikian pula, banyak calon TKI yang meskipun berpendidikan agak memadahi, misalnya lulusan SLTA, tetapi mereka tidak memiliki ketrampilan yang cukup sebagai bekal untuk mencari kerja di luar negeri. Disamping ketrampilan dan pendidikan yang tidak memadahi, para calon TKI juga biasanya terkendala dengan bahasa asing terutama bahasa Inggris. Rendahnya kualitas SDM dari para calon TKI ini yang banyak memnjadi penyebab permasalahan TKI di kemudian hari. Banyak TKI yang mengalami kekerasan dari penggunanya karena sulitnya berkomunikasi akibat kemampuan bahasa para calon TKI yang sangat rendah.

Actions (login required)

View Item