RAKHMAD S. SAPUTRA, 030115295 (2006) HAK-HAK KONTRAKTUAL PELANGGAN PT. PLN (PERSERO) DALAM PERJANJIAN JUAL BELI TENAGA LISTRIK (Study Kasus "Black Out" Tanggal 18 Agustus 2005 Di Jakarta). Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Text (FULLTEXT) 12825.pdf Restricted to Registered users only Download (811kB) | Request a copy

Abstract

a. Dalam melakukan perjanjian jual beli tenaga listrik, PT. PLN (PERSERO) menggunakan 2 (dua) macam kontrak, yaitu Surat Pernyataan (SP) dan Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (SPJBTL). Tetapi dalam perkembangannya, karma SP dirasa tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan bisnis PT. PLN (PERSERO), maka penggunaan SPJBTL menggantikan SP dan menjadi satu-satunya kontrak yang digunakan PT. PLN (PERSERO) untuk melakukan jual beli tenaga listrik dengan pelanggan. Dalam kedua kontrak ini, antara pelanggan dan PT. PLN (PERSERO) masih belum terdapat kedudukan yang seimbang. Tidak terdapat suatu negosiasi yang seharusnya dilakukan para pihak sebelum membuat suatu kontrak. b. Kerugian adalah titik sentral dari pembicaraan tentang perlindungan terhadap pelanggan PT. PLN (PERSERO) dalam kasus Black Out 18 Agustus 2005. Kerugian pelanggan listrik di wilayah JABOTABEK, terbagi menjadi 2 (dua) yaitu kerugian materiil dan kerugian immateriil. SP dan SPJBTL sebagai kontrak yang mengikat pelanggan dan PT. PLN (PERSERO), ternyata tidak memberikan perlindungan terhadap kerugian yang diderita oleh pelanggan. Pada akhirnya mungkin dapat kita simpulkan bahwa, SP dan SPJBTL hanya merupakan suatu bukti tertulis, bahwa pelanggan telah melakukan transaksi jual beli tenaga listrik dengan PT. PLN (PERSERO).

Actions (login required)

View Item