HUDHA YOHANA PUTRA, =
(2024)
Manajemen Pembenihan Ikan Niasa (Melanochromis auratus) di Desa Banjaranyar, Kec. Kras, Kab. Kediri, Jawa Timur.
Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Praktek Kerja Lapang ini dilaksanakan di Desa Bartjaranyar Kecamatan Kras Kabupaten Kediri Jawa Timur mulai tanggal 27 Juli — 27 Agustus 2006.
Tujuan Praktek Kerja Lapang ini adalah untuk mengetahui secara langsung manajemen pembenihan ikan niasa (Melanachromis auratus) dengan tujuan untuk memperoleh ketrampilan praktis tentang pembenihan ikan niasa dan marnpu menganalisa fakta teknis yang ada dengan teori yang diperoleh di Pergunian Tinggi.
Manajemen pembenihan ikan niasa meliputi pemeliharan induk, seleksi induk, persiapan kolam, pemijahan, perawatan telur serta pemeliharan larva. Teknik pembenihan yang diamati juga menyangkut bentuk dan tata letak kolam, kualitas air, makanan serta pengendalian terhadap hama dan penyakit.
Sarana yang diperlukan dalam usaha pembenihart ikan niasa antara Lain sumber air yang berasal dari sumur, penerangan dan transportasi. Sedangkan prasarana yang diperlukan antara lain areal perkolaman yang meliputi kolam pemeliharaan induk, kolam pemijahan, kolam perawatan telur serta kolam pendederan kemudian gudang dan obat-obatan.
Pernijahan dilakukan secara alami secara massal dengan perbandingan antara jantan dan betina yaitu 20 : 100 dan terjadi pada malam hari ketika suasana sepi. Satu pasang induk dapat menghasilkan 90 telur dalam sekali pemijahan
Pakan yang diberikan kepada induk berupa pellet dan cacing sutra (Tubtfex sp) secara bergantian 2 kali sehari. Sedangkan pada larva diberikan cacing sutra (l'uNtex .sp) 2 kali sekali pada mangkok porselen ketika keluar dari mulut induk sampai dideder 1,5 bulan, sedangkan pada induk yang sedang mengerami telur tidak dilakukan pemberian pakan.
Penyakit yang biasa menyerang ikan niasa di lokasi Praktek Kerja Lapang adalah bintik putih dan jamur. Dengan penanggulangan yang sederhana yaitu dengan mengganti air pemehharaan secara rutin ± 2 minggu seka[i dan juga dilakukan perendaman ikan yang sakit pada larutan garam selama 2-3 menit.
Dari hasil perhitungan analisa diperoleh rentabilitas sebesar 62,84 % sehingga dapat dikatakan usaha pembeinhan ini perlu untuk chtingkatkan. Usaha budidaya di lokasi ini tergolong semi intensif dan masih sederhana. Hal ini dapat dilihat mulai dari konstruksi kolam yang dibuat berdasarkan pengalaman pribadi serta penanganan penyakit ikan yang masih menggunakan cara alamr, kurangnya kontrol kualitas air, penyakit, kualitas benih yang dihasilkan dan juga pemberian pakan secara ad libiturn sehingga tidak dapat dilakukan efisiensi pakan.
Actions (login required)
|
View Item |