MANAJEMEN PEMELIHARAAN LARVA BANDENG (Chanos chanos Forskal) DI BALAI BUDIDAYA AIR PAYAU KABUPATEN SITUBONDO PROPINSI JAWA TIMUR

RISNA WIJLAN SARI, - (2005) MANAJEMEN PEMELIHARAAN LARVA BANDENG (Chanos chanos Forskal) DI BALAI BUDIDAYA AIR PAYAU KABUPATEN SITUBONDO PROPINSI JAWA TIMUR. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img] Text
RISNA WULAN SARI0001.pdf

Download (1MB)
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Bandeng (Chanos chanos Forskal) merupakan ikan ekonomis penting karena selain mempunyai nilai gizi tinggi, harganya juga relatif murah sehingga masih sangat berprospek untuk jangka waktu mendatang. Terbatasnya jumlah nener di alam dan rnelonjaknya permintaan nener — akhir ini menyebabkan beberapa panti pembenihan mengadakan kegiatan pemeliharaan larva bandeng sebagai upaya untuk memenuhi permintaan akan nener. Tujuan dari praktek kerja lapang ini adalah untuk memperoleh pengetahuan, pengalaman, dan ketrampilan kerja tentang manajemen pemeliharaan larva bandeng serta mengetahui hambatan atau permasalahan dalam manajemen pemeliharaan larva bandeng. Metode kerja yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapang ini adalah metode deskriptif dengan teknik pengambilan data meliputi data primer dan data sekunder. Pengambilan data dilakukan dengan cara partisipasi aktif, observasi, wawancara dan studi pustaka. Usaha pemeliharaan larva bandeng di BBAP Situbondo merupakan milik pemerintah dibawah Departemen Kelautan dan Perikanan. Sumber air untuk usaha ini diperoleh dari air laut yang diambil dengan menggunakan pompa berkapasitas 15 HP dan 7,5 HP yang dihubungkan dengan pipa paralon berjarak 200 300 m dari garis pantai. Air laut yang digunakan mempunyai kisaran suhu 28 32 °C, salinitas 31 — 34 ppt, pH 7,8 8,3 dan DO > 5 ppm. Kegiatan pemeliharaan larva dimulai dengan penebaran telur pada bak pemeliharaan. Kepadatan telur yang ditebar adalah 15 — 20 butir/liter dengan Hatching Rate 60 — 75 %. Telur yang ditebar akan menetas dalam waktu 24 — 36 jam setelah pemijahan. Larva yang baru menetas dibekali cadangan makanan berupa kuning telur (egg yolk). Larva mulai diberi pakan alarni berupa Rotifera dan Chlorella sp. setelah berumur 2 hari dan pakan buatan berupa pellet MB setelah berumur 10 hari. Pengamatan pertumbuhan dilakukan secara rutin untuk mengetahui kondisi larva setiap saat. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa setelah pemberian pakan buatan, pertumbuhan panjang larva mengalami peningkatan. Pengelolaan kualitas air dilakukan dengan penyiponan pada dasar bak dan pergantian air. Selama Praktek Kerja Lapang tidak ditemukan adanya penyakit yang menyerang larva bandeng, baik yang disebabkan oleh jamur, parasit, bakteri maupun virus. Pemanenan dilakukan dengan cara menurunkan air dalam bak pemeliharaan sampai ketinggian 25 cm dari dasar bak, selanjutnya Iarva dapat dipanen dengan menggunakan jaring krikit Pemasaran larva bandeng hanya terbatas pada pasar lokal yaitu di daerah seperti Gresik, Lamongan, Sidoarjo dan Pasuruan.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: S Agriculture > SF Animal culture > SF600-1100 Veterinary medicine
Divisions: 06. Fakultas Kedokteran Hewan > Ilmu Kedokteran Hewan Dasar
Creators:
CreatorsNIM
RISNA WIJLAN SARI, -060110017 P
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
ContributorA SHOFY MUBARAK, -0011017301
Depositing User: Agung BK
Date Deposited: 09 Jan 2024 05:08
Last Modified: 09 Jan 2024 05:08
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/129063
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item