Kajian Histopatologi Otak, Jantung, dan Paru-Paru Tikus Pasca Pemberian Fraksi Asam Amino Non-Protein dan Polifenol Daun Lamtoro Merah (Acacia villosa)

Faiq El Himmah, F (2007) Kajian Histopatologi Otak, Jantung, dan Paru-Paru Tikus Pasca Pemberian Fraksi Asam Amino Non-Protein dan Polifenol Daun Lamtoro Merah (Acacia villosa). Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img] Text
1. HALAMAN JUDUL.pdf

Download (711kB)
[img] Text
2. ABSTRAK.pdf

Download (766kB)
[img] Text
3. DAFTAR ISI.pdf

Download (720kB)
[img] Text
4. BAB 1 PENDAHULUAN.pdf

Download (768kB)
[img] Text
5. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.pdf

Download (2MB)
[img] Text
6. BAB 3 BAHAN DAN METODE.pdf

Download (1MB)
[img] Text
7. BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN.pdf
Restricted to Registered users only until 2026.

Download (3MB) | Request a copy
[img] Text
8. BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN.pdf
Restricted to Registered users only until 2026.

Download (723kB) | Request a copy
[img] Text
9. DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (876kB)
Official URL: http://www.lib.unair.ac.id/

Abstract

Acacia villosa merupakan leguminosa pohon yang mengandung protein tinggi sehingga berpotensi sebagai sumber protein pakan temak. Namun, tanaman ini mengandung bahan toksik clan antinutrisi yaitu asam amino non-protein dan polifenol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran histopatologi otak, jantung dan paru-paru tikus pasca pemberian fraksi asam amino non-protein clan polifenol A. villosa. Sebanyak 18 ekor tikus putih jenis Sprague Dawley dibagi menjadi tiga kelompok yang terdiri dari satu kelompok kontrol yang diberi aquabidest, satu kelompok perlakuan yang diberi fraksi asam amino non-protein clan satu kelompok perlakuan yang diberi fraksi polifenol. Perlakuan diberikan secara intragastrik dengan konsentrasi 21%, dosis l ml/hari selama 30 hari. Pengamatan histopatologi dilakukan terhadap organ otak, jantung dan paru-paru dari seluruh kelompok perlakuan. Hasil pengamatan histopatologi menunjukkan bahwa otak, jantung dan paru-paru tikus pasca pemberian fraksi asam amino non-protein mengalami perubahan yang lebih berat dibandingkan pasca pemberian polifenol. Secara umum otak mengalami kongesti, edema perivaskuler, nekrosis neuron disertai gliosis clan malacia, jantung mengalami kongesti, hemorragi, degenerasi hialin clan nekrosis otot jantung serta paru-paru mengalami kongesti, hemorragi, pneumonia interstitialis dan emfisema. Berdasarkan basil evaluasi histopatologi disimpulkan bahwa fraksi asam amino non-protein lebih toksik dibandingkan fraksi polifenol.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Histopatologi, Tikus, Asam Amino Non-Protein, Polifenol, Acacia villosa
Subjects: S Agriculture > SF Animal culture > SF409 Small animal culture
S Agriculture > SF Animal culture > SF600-1100 Veterinary medicine > Including veterinary genetics, ethology, anatomy, physiology, embryology, pathology
S Agriculture > SF Animal culture > SF600-1100 Veterinary medicine > SF915-919.5 Veterinary pharmacology
Divisions: 06. Fakultas Kedokteran Hewan > Ilmu Kedokteran Hewan Dasar
Creators:
CreatorsNIM
Faiq El Himmah, FB04103113
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
UNSPECIFIEDHernomoadi Huminto, HUNSPECIFIED
Depositing User: indah rachma cahyani
Date Deposited: 12 Jan 2024 14:26
Last Modified: 12 Jan 2024 14:26
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/129148
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item