Ninin Claudia Massie (2006) Praktek Kerja Lapang tentang Manajemen Pemeliharaan Benih lkan Kakap Putih (Lates calcarifer Bloch.) di Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Kabupaten Jepara Propinsi Jawa Tengah. Technical Report. Fakultas Kedokteran Hewan, Surabaya.

Text (Fulltext) NININ CLAUDIA MASSIE.pdf Download (22MB)

Abstract

Ikan kakap putih (Lates calcarifer Bloch.) merupakan salah satu komoditas perikanan laut yang memibki nilai ekonomis cukup tinggi serta sangat berpotensi untuk dikembangkan. Pennintaan pasar domestik dan luar negeri yang terns meningkat, juga menjadi alasan berkembangnya usaha pembudidayaan komoditas ini. Faktor utarna yang dibutuhkan untuk mendukung keberhasilan budidaya adalah tersedianya benih yang kontinyu baik dalam jenis, jumlah maupun mutunya. Oleh karena benih dari alam semakin sulit didapatkan, maka suplai benih dapat diperoleh dengan mengupayakan usaha-usaha pembenihan yang dapat menghasilkan benih ikan kakap putih berkualitas secara kontinyu dalam jumlah yang banyak. Tujuan dari Praktek Kerja Lapang ini adalah untuk mengetahui manajemen pemeliharaan benih ikan kakap putih untuk mencapai pertumbuhan yang optimal dengan disertai dengan survival rate yang tinggi di akhir pemeliharaan serta untuk mengetahui hambatan yang muncul selama pemeliharaan. Praktek Kerja Lapang ini dilaksanakan di Balai Besar Pengembangan Air Payau (BBPBAP) Jepara yang terletak di Kabupaten Jepara Propinsi Jawa Tengah dan dilaksanakan pada tanggal 29 Juli sampai dengan 29 Agustus 2005. Metode kerja yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapang ini adalah metode deskriptif melalui pengambiJan data primer dan data sekunder dengan cara observasi, partisipasi aktif dan wawancara serta laporan-laporan, pustaka penunjang, jurnal-jurnal penelitian, majalah dan data-data yang diperoleh dari instansi terkai t. Kegiatan pemeliharaan benih ikan kakap putih merupakan bagian dari kegiatan pembenihan. Sumber air untuk kegiatan ini berasal dari laut yang pengambilannya menggunakan pompa dengan jarak pengambilan 500 m dari garis pantai. Parameter kualitas air yang terukur selama pemeliharaan adalah suhu 28,4-28,8°C, salinitas 33-35 ppt dan oksigen terlarut 5,05-5,46 ppm. Kegiatan pemeliharaan larva ini terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu pemberian pakan berupa Chlorella sp., Brachionus plicatilis, naupli Artemia spp. dan Artemia spp. dewasa serta ikan rucah ataupun udang jambret. Kegiatan yang lain adalah pengelolaan air, sampling pertumbuhan dan penggolongan ukuran. Padat penebaran di awal pemeliharaan adalah 78 ekor/ I. Setelah 28 hari pemeliharaan, didapatkan data pertumbuhan berupa panjang tubuh 5,9 mm dan berat tubuh 3,025 mg. Periode pemeliharaan larva ikan kakap putih ini berlangsung selama 40 hari, tetapi pada umur pemeliharaan 30 hari telah dapat dipanen untuk dijual, tergantung permintaan konsumen. Hambatan yang timbul dalam pemeliharaan benih ikan kakap putih di BBPBAP adalah keterbatasan suplai pakan yang kontinyu dan tepat waktu, sehingga terjadi keterlambatan pengadaan pakan yang mengakibatkan pertumbuhan benih ikan kakap putih tidak optimal. Harga benih ikan kakap putih di hatchery adalah Rp. 100,- dengan ukuran panjang 12-15 mm. Pengelolaan manajemen yang baik dan pemeliharaan yang terkontrol menyebabkan kegiatan pemeliharaan benih ikan kakap putih ini dapat dijadikan usaha budidaya skala rumah tangga yang sangat menguntungkan.

Actions (login required)

View Item