Suherni Susilowati, - and Indah Norma Triana, - and Tatik Hernawati, - (2004) Pengaruh Pencucian (SWIM UP) Terhadap Proses Pembekuan Air Mani Kambing (TYPE PELLET) Dengan Berbagai konsentrasi glycerol. Other thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Text PENGARUH PENCUCIAN SWN UP TERHADAP PEMBEKUAN AIR MANI KAMBING DRH. SUHERNIK SUSILOWAT, M.KES.pdf Download (2MB)

Abstract

Semen beku adalah cara untuk menyimpan air mani dalam jangka waktu lama tanpa mengurangi kesuburannya ( Evans dan Maxwell, 1987 ). Banyak keuntungan yang didapat dari memakai semen beku antara lain, dapat disimpan lama, memungkinkan perkawinan yang selektif dimana saja dan setiap waktu, mencegah penyakit kelamin menular pada hewan betina dan pejantan yang diperlukan diperkecil jumlahnya ( Hafez, E.S.E, 1992 ). Semen beku mempunyai pengertian sebagai semen yang disimpan pada suhu dibawah titik beku ( -79° C sampai -196° C ). Semen yang telah diencerkan bila dibekukan akan terbentuk kristal-kristal es, spermatozoa yang demikian akan mengalami kematian. Oleh karena itu dalam bahan pengencer hams ditambah gliserol. Gliserol apabila ditambahkan terlampau tinggi maka akan bersifat racun bagi kehidupan spermatozoa di dalam bahan pengencer ( Hardijanto dan Hardjopranjoto, 1994 ). Air mani kambing yang digunakan disini harus mempunyai kualitas yang memuaskan karena diantaranya harus progresif dan konsentrasinya lebih dari 1.000.000/ml. Air mani terdiri dari spermatozoa dan seminal plasma, maka untuk mendapatkan spermatozoa yang motil harus dipisahkan seminal plasmanya karena di dalam seminal plasma banyak mengandung bahan-bahan yang menghambat, mengandung bakteri, Iekosit dan toksin. Metode pencucian merupakan metode pemisahan spermatozoa dengan seminal plasma ( Arsyat dan Hayati, 1992 ).

Actions (login required)

View Item