ADDIN KURNIAWAN, 030115313 (2007) URGENSI LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN PADA SIMPANAN NASABAH DENGAN AKAD MUDHARABAH. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s1-2007-kurniawana-4185-fh1000-t.pdf Download (339kB) | Preview
Preview	Text (FULL TEXT) gdlhub-gdl-s1-2007-kurniawana-4185-fh10007.pdf Download (2MB) | Preview

Abstract

1. Hubungan hukum antara Shahibul Maal dengan Mudharib dengan Akad Mudharabah didasarkan atas Akad atau Perjanjian. Perjanjian tersebut didasarkan atas perjanjian pada umumnya dalam bentuk tertulis yang diatur dalam BW. Isi perjanjian tersebut antara lain mengenai perjanjian berdasarkan Prinsip Mudharabah, pembagian hasil keuntungan dan mengenai resiko kegagalan atau kerugian usaha / proyek yang dibiayai akan ditanggung oleh Shahibul Maal sepanjang kegagalan atau kerugian tersebut bukan disebabkan oleh Bank Syariah ( Mudharib ). Para pihak dalam perjanjian Mudharabah, dalam hal ini adalah nasabah penyimpan dana ( Shahibul Maal ) dan Bank Syariah ( Mudharib ). 2. Pada dasarnya, Akad Mudharabah menggunakan asas kepercayaan, dimana si pemilik modal ( Shahibul Maal ) dalam hal ini adalah nasabah penyimpan dana mengamanahkan dananya kepada Mudharib yang dalam hal ini adalah bank syariah, untuk dikelola. Demi terciptanya rasa aman bagi nasabah penyimpan serta menjaga stabilitas sistem perbankan, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan mengamanatkan untuk membentuk suatu Lembaga Penjamin Simpanan ( LPS ) sebagai pelaksana penjaminan dana masyarakat. Berdasarkan Undang-Undang tersebut, dibentuk LPS, suatu lembaga independen, yang berfungsi menjamin simpanan nasabah penyimpan dan turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan kewenangannya. Oleh karena itu keberadaan LPS dalam dunia perbankan Indonesia pada umumnya dan perbankan syariah pada khususnya adalah menjadi penting.

Actions (login required)

View Item