MURNI SAYEKTI, - (2005) MANAJEMEN KULTUR Tetraselmis chuii. SKALA LABORATORIUM di BALAI BUDIDAYA AIR PAYAU SITUBONDO, JAWA TIMUR. Laporan Magang thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

	Text (ABSTRAK) MANAJEMEN KULTUR MURNI SAYEKTI - ABSTRAK.pdf Restricted to Registered users only Download (982kB) | Request a copy
	Text (FULLTEXT) MANAJEMEN KULTUR MURNI SAYEKTI.pdf Restricted to Registered users only Download (5MB) | Request a copy

Abstract

Tetraselnlis chuii merupakan pakan alami yang digunakan sebagai pakan larva ikan dan non ikan. Ikan maupun non ikan yang mengkonsumsi langsung Telraselmis chuii antara lain larva ikan hias, larva udang, larva teripang, dan bagus juga digunakan sebagai pakan dalam budidaya biomass artemia. Tetraselnlis juga bisa digunakan sebagai pakan untuk memproduksi Branchiomus plicatilis (rotifer) secara massal. Tujuan dari Praktek Kerja Lapang ini adalah untuk memperoleh pengetahuan, pengalaman, keterampilan kerja dan untuk mengetahui hambatan atau permasalahan dalam menejemen kultur Tetraselmis. Praktek Kerja Lapang ini dilaksanakan di Desa Klatakan, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo, Propinsi Jawa Timur pada tanggal 1 Febnlari sampai 2 Maret 2005. Metode kerja yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapang ini adalah metode diskripsi dengan teknik pengambilan data meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan jalan observasi, wa\vancara dan partisipasi langsung dalam kegiatan kultur pakan alami, sedang data sekunder diperoleh dengan cara tidak langsung yaitu dengan mencatat data yang ada di lokasi praktek, laporan, dan pustaka yang berhubungan dengan Praktek Kerja Lapang ini. Kultur yang dilakukan pada Praktek Kerja Lapang ini adalah kultur skala laboratorium yaitu kultur dengan volume 2 liter dan 12 liter dan kemudian dilanjutkan ke kultur skala intermediet dengan volume 1/2 ton. Kultur intermediet ini dilakukan di dalanl laboratorium tetapi sudah ada pengaruh alam yang mempengaruhi parameter lingkungan. Sumber air laut yang digunakan untuk kultur pakan alami di BDAP Situbondo berasal dari air laut yang dipompa dengan menggunakan pompa air laut yang kemudian difilter dengan Sand Filler. Air laut yang akan digunakan sebagai media masih harus difilter lagi untuk menghindari atau mencegah terjadinya kontaminasinya. Sumber air tawar diperoleh dari sumur bor yang ditampllng dalam tandon air tawar. Bibit yang digllnakan berasal dari stok yang sudah ada yaitu berasal dari kultur erlenmeyer yang kemudian akan dikultur secara bertingkat, apabila bibit yang diinginkan belum ada maka bibit bisa diperoleh dengan isolasi dari alam. Parameter lingkungan yang memegang peranan penting bagi keberhasilan pelaksanaan kegiatan kultur pakan alami, diantaranya adalah suhu, pH, intensitas cahaya, dan salinit8s. Selain faktor-faktor tersebut diatas, pakan alami juga memerlukan unsur-unsur nitrat dan fosfat sebagai pupuk. Alga yang dibudidayakan pada lingkungan terbatas, pola pertwnbuhannya akan berbentuk grafik sigmoid. Pemanenan dilakukan sesaat menjelang puncak populasi. Hasil kultur menunjukan, Tetraselmis chuii mencapai puncak pertumbuhan pada hari ke-S atau hari ke-6. Hambatari dalam kultur adaIah adanya kontaminan, oleh karena itu diperlukan sterilisasi dan kerja yang aseptik untuk menghindari kontaminasi.

Actions (login required)

View Item