Analisis Pelaksanaan Sistem Surveilans Filariasis Di BBTKLPP Surabaya

Qurrotu ‘Ainiy Binti Abdul Malik, - (2020) Analisis Pelaksanaan Sistem Surveilans Filariasis Di BBTKLPP Surabaya. Laporan Magang thesis, Universitas Airlangga.

[img] Text (LAPORAN MAGANG)
13. Qurrotu ‘Ainiy Binti Abdul Malik.pdf

Download (2MB)
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Surabaya adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah Kementerian Kesehatan. Wilayah pelayanan BBTKLPP Surabaya terdiri dari empat provinsi, yaitu Provinsi Jawa Timur, Provinsi Bali, Provinsi Nusa Tenggara Barat, dan Provinsi Nusa Tenggara Timur. Satu dari tiga bidang yang ada di BBTKLPP Surabaya adalah bidang Surveilans Epidemiologi (SE). Tugas yang dimiliki oleh bidang SE adalah melaksanakan perencanaan dan evaluasi di bidang surveilans epidemiologi penyakit menular dan penyakit tidak menular, advokasi dan fasilitasi kesiapsiagaan dan penanggulangan KLB, kajian dan diseminasi informasi, kesehatan lingkungan, kesehatan matra, kemitraan, dan jejaring kerja, serta pendidikan dan pelatihan bidang surveilans epidemiologi. Surveilans filariasis yang diterapkan di BBTKLPP Surabaya merupakan bagian dari program eliminasi filariasis di Indonesia. Kegiatan yang dilaksanakan BBTKLPP Surabaya terkait surveilans filariasis merupakan bagian dari kegiatan yang ada di tahap 2 dan tahap 3 dalam program eliminasi filariasis, diantaranya Survei Mid-Term, Pre-TAS, TAS-1, TAS-2, dan TAS-3. Namun selain itu, BBTKLPP Surabaya juga berperan dalam kegiatan di tahap 1 program eliminasi filariasis jika dinas kesehatan provinsi atau dinas kesehatan kabupaten/kota memerlukan bantuan dari BBTKLPP Surabaya. Beberapa masalah yang ditemukan dalam surveilans filariasis di BBTKLPP Surabaya adalah tidak adanya survei faktor risiko filariasis, terbatasnya kebutuhan logistik berupa 56 RDT filariasis saat pelaksanaan TAS, dan kurangnya koordinasi antara dinas kesehatan kabupaten beserta jajarannya sebelum turun ke lapangan. Prioritas masalah yang ditentukan melalui metode Hanlon adalah masalah kedua, yaitu terbatasnya kebutuhan logistik berupa RDT filariasis saat pelaksanaan TAS. Masalah tersebut disebabkan oleh dua hal, yaitu karena RDT filariasis belum diproduksi dalam negeri serta harga RDT filariasis yang mahal. Kegiatan yang dilakukan selama magang terdiri dari kegiatan pembelajaran melalui diskusi dan kegiatan di lapangan. Beberapa kegiatan yang telah dilakukan diantaranya pembelajaran mengenai materi hepatitis A, KLB hepatitis A, dan SKDR hepatitis A; materi Surveilans Pes; materi Sistem Surveilans Sentinel Arbovirosis (S3A), materi Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR); materi Surveilans Filariasis; pengenalan laboratorium biologi; dan pengenalan laboratorium zoonosis di Nongkojajar, Pasuruan.

Item Type: Thesis (Laporan Magang)
Additional Information: -
Uncontrolled Keywords: Filariasis; BBTKLPP Surabaya
Subjects: R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA1-1270 Public aspects of medicine > RA421-790.95 Public health. Hygiene. Preventive medicine
Divisions: 10. Fakultas Kesehatan Masyarakat > Epidemiologi
Creators:
CreatorsNIM
Qurrotu ‘Ainiy Binti Abdul Malik, -NIM101611133109
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorArief Hargono, -NIDN0026017303
Thesis advisorSuprihatin Giati, -NIDN-
Depositing User: sugiati
Date Deposited: 04 Mar 2024 07:02
Last Modified: 04 Mar 2024 07:02
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/130862
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item