Maharani Dyah Pertiwi, -
(2020)
Gambaran Pelaksanaan Program Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Pneumonia Di Kota Surabaya Bulan Januari – Desember Tahun 2019.
Laporan Magang thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Magang merupakan kegiatan mahasiswa bersifat mandiri yang dilaksanakan di luar kehidupan kampus untuk mendapatkan pengalaman bekerja sesuai dengan bidang peminatan melalui 2 metode yaitu observasi dan partisipasi. Program magang dalam kurikulum bagi mahasiswa kesehatan masyarakat diharapkan dapat memberikan pengalaman dan bekal keterampilan kerja praktis dengan penyesuaian di dunia kerja. Kegiatan magang dapat dilaksanakan di instansi pemerintahan maupun swasta, Kegiatan magang dalam bidang epidemiologi dilaksanakan sesuai dengan formasi struktural dan fungsional instansi magang seperti Dinas Kesehatan, puskesmas, dan rumah sakit, sehingga Dinas Kesehatan Kota Surabaya dipilih sebagai lokasi magang bagi mahasiswa. Pneumonia merupakan penyebab utama kematian dan kesakitan balita di dunia, lebih tinggi dibandingkan dengan gabungan penyakit AIDS, campak, dan malaria. Menurut Global Beban Penyakit (GBD) tahun 2017, kematian yang disebabkan oleh Pneumonia perkiraan 2,6 juta kematian. Sebesar 75% kematian tersebut terjadi pada populasi rentan yaitu sebesar 809.000 kematian pada anak dibawah 5 tahun dan 1,1 jura kematian pada orang dewasa yang berumur lebih dari 70 tahun (Greenslade, 2018). Pneumonia membunuh lebih banyak anak daripada penyakit menular lainnya, pneumonia dapat merenggut nyawa lebih dari 800.000 anak balita setiap tahun atau sekitar 2.200 anak meninggal setiap hari karena pneumonia. Data tersebut termasuk lebih dari 153.000 bayi baru lahir (UNICEF, 2020). Secara global, ada lebih dari 1.400 kasus pneumonia per 100.000 anak atau sebanding dengan 1 kasus per 71 anak setiap tahun dengan insiden tertinggi terjadi di Asia Selatan, Afrika Barat, dan Afrika Tengah (UNICEF, 2020). Kematian akibat pneumonia pada masa anak kurang dari 5 tahun berkaitan dengan faktor kemiskinan seperti kurang gizi, kurangnya air minum dan sanitasi yang aman, polusi udara dalam ruangan dan akses yang tidak memadai ke perawatan kesehatan. Menurut UNICEF, diperkirakan membutuhkan 18 juta lebih banyak petugas kesehatan tahun 2030 untuk mencegah, mendiagnosis dan mengobati pneumonia serta mencapai target SDGs pada cakupan kesehatan universal. Sebanyak 32% anak dengan dugaan pneumonia tidak dibawa ke fasilitas kesehatan di seluruh dunia, jumlah tersebut meningkat hingga 40% pada anak yang tergolong miskin di negara berpenghasilan rendah dan menengah (UNICEF, 2020).
Actions (login required)
|
View Item |