Annisa Alifia Yahya, - (2019) Edukasi Lansia Dengan Media Kartu Mitos Atau Fakta Sebagai Upaya Optimalisasi Program Yukensi Dalam Meningkatkan Persentase Cakupan Asi Eksklusif. Laporan Magang thesis, Universitas Airlangga.
Text (FULLTEXT)
Annisa Alifia_101611233045.pdf Download (2MB) |
Abstract
ASI Eksklusif (menurut WHO) adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai usia 6 bulan tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain. ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun (Kristiyansari, 2009). ASI Eksklusif adalah pemberian hanya ASI saja tanpa makanan dan minuman lain. ASI Eksklusif dianjurkan sampai 6 bulan pertama kehidupan (Depkes RI, 2005). Selain itu, pemberian ASI eksklusif juga berhubungan dengan tindakan memberikan ASI kepada bayi hingga berusia 6 bulan tanpa makanan dan minuman lain, kecuali sirup obat. Setelah usia bayi 6 bulan, barulah bayi mulai diberikan makanan pendamping ASI, sedangkan ASI dapat diberikan sampai 2 tahun atau lebih (Prasetyono, 2009). ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik, psikologi, sosial maupun spiritual. ASI mengandung nutrisi, hormon, unsur kekebalan pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi. Nutrisi dalam ASI mencakup hampir 200 unsur zat makanan (Hubertin, 2004). Komposisi ASI yang unik dan spesifik tidak dapat diimbangi oleh susu formula. Pemberian ASI tidak hanya bermanfaat bagi bayi tetapi juga bagi ibu yang menyusui. ASI lebih praktis lantaran ibu bisa berjalan-jalan tanpa membawa perlengkapan lain, ASI lebih murah dari pada susu formula, ASI selalu steril dan bebas kuman sehingga aman untuk ibu dan bayinya,ibu dapat memperoleh manfaat fisik dan emosional (Dwi Sunar, 2009). Berdasarkan laporan bulanan dari Puskesmas didapatkan cakupan pemberian ASI Eksklusif Kabupaten Jombang pada tahun 2018 sebesar 83,03%, cakupan ini menurun dari tahun 2017 dimana pada tahun 2017 mencapai 83,78% (Dinkes Kab. Jombang, 2018). Penyebab rendahnya cakupan ASI Eksklusif di Kabupaten Jombang adalah pemberian makan atau minuman sebelum ASI keluar, kurangnya rasa percaya diri ibu bahwa ASI tidak cukup untuk bayinya, dan dukungan sosial yang kurang terutama dari keluarga terdekat yaitu ayah bayi dan kakek nenek yang masih kurang. Adanya mitos-mitos negatif tentang menyusui dan ASI yang dipercayai oleh masyarakat juga menjadi aalah satu faktor penyebab rendahnya cakupan ASI Eksklusif di Kabupaten Jombang. Pada tahun 2018, Puskesmas Plandaan memiliki cakupan ASI Eksklusif sebesar 87,07%.
Item Type: | Thesis (Laporan Magang) | ||||
---|---|---|---|---|---|
Subjects: | K Law > K Law (General) > K1-7720 Law in general. Comparative and uniform law. Jurisprudence > K(520)-5582 Comparative law. International uniform law > K3566-3578 Public health | ||||
Divisions: | 10. Fakultas Kesehatan Masyarakat > Program Studi Gizi | ||||
Creators: |
|
||||
Depositing User: | Mrs Amalia Tri | ||||
Date Deposited: | 18 Mar 2024 12:32 | ||||
Last Modified: | 18 Mar 2024 12:32 | ||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/131806 | ||||
Sosial Share: | |||||
Actions (login required)
View Item |