Nur Hijah Kristinaningsih, -
(2000)
Frekuensi Dan Dosis Pemberian Makanan Alami (Skeletonema costatum, Artemia salina) Pada Larva Udang Windu (Penaeus monodou Fabricius) Di Pusat Pembenihan Udang Probolinggo.
Tugas Akhir D3 thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Udang windu (Penaeus monodon) dikenal sebagai komoditi andalan ekspor non migas Indonesia dan juga merupakan bahan pangan yang bernilai gizi tinggi . Oleh karena itu banyak diminati oleh masyarakat dan menyebabkan permintaan udang terus meningkat. Untuk itu pengembangan dan produksi udang perlu ditingkatkan. Sejalan dengan permintaan pasar yang terus meningkat maka pceyediaan larva udang perlu mendapatkan perhatian baik secara kualitas, kuantitas dan tepat waktu dengan jalan memproduksi dan menyediakan larva udang melalui balai – balai pembenihan. Ketersediaan benur secara kontinyu dapat menunjang dan meningkatkan produksi dan ekspor udang. Salah satu usaha dalam meningkatbn produk si larva udang ialah pemberian pakan yang baik. Pakan yang dibutuhknn oleh larva udang bisa berupa pakan alami ataupun pakan buatan. Gambaran umum tentang pakan alami dapat kita perhatikan pada kehidupan organisme perairan. Bagian terbesar pakan alami adalah plankton, baik phytoplankton maupun zooplankton. Pakan ini hidup bebas di berbagai perairan baik perairan tawar, payau atau laut. Plankton selain hidup diperairan umum dapat juga dibudidayakan atau dikembangkan secara massal pada lingkungan yang terkendali dan memiliki daya penyesuaian diri (toleransi) yang tinggi pada perubahan lingkungan, Daulay (1981 ).
Actions (login required)
|
View Item |