Produksi Antibodi Poliklonal Terhadap Antigen Berbagai Stadium Toxocara Cati pada Kelinci

Sri Subekti, S and Kusnoto, K and Suwarno, S (2004) Produksi Antibodi Poliklonal Terhadap Antigen Berbagai Stadium Toxocara Cati pada Kelinci. UNIVERSITAS AIRLANGGA. (Unpublished)

[img] Text
1. HALAMAN JUDUL.pdf

Download (609kB)
[img] Text
2. ABSTRAK.pdf

Download (701kB)
[img] Text
3. DAFTAR ISI.pdf

Download (641kB)
[img] Text
4. BAB 1 PENDAHULUAN.pdf

Download (757kB)
[img] Text
5. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.pdf

Download (964kB)
[img] Text
6. BAB 3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN.pdf

Download (615kB)
[img] Text
7. BAB 4 MATERI METODE PENELITIAN.pdf

Download (844kB)
[img] Text
8. BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN.pdf
Restricted to Registered users only until 2026.

Download (888kB) | Request a copy
[img] Text
9. BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN.pdf
Restricted to Registered users only until 2026.

Download (617kB) | Request a copy
[img] Text
10. DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (731kB)
Official URL: http://www.lib.unair.ac.id/

Abstract

Antibodi poliklonal anti-T. cati diperlukan untuk karakterisasi protein spesifik sebagai dasar isolasi protein clan sebagai antibodi pelapis pada uji serologis dengan teknik sandwich-ELISA. Uji serologis pada toxocarosis diperlukan karena diagnosis toxocarosis secara konvensional untulc menemukan telur cacing dalam. feses tidak selalu dapat dilakukan, mengingat telur clan cacing dewasa T. cati tidak dapat ditemukan pada hospes transpor, termasuk manusia. Diagnosis berdasarkan gejala klinis juga sulit dilakukan, karena gejala klinis toxocarosis sangat bervariasi. • Keberadaan antibodi polildonal anti-T. cati menjadi keharusan agar dapat melalcukan uji serologis terhadap kasus toxocarosis. Antibodi polildonal anti-T. cati dapat diproduksi dengan menyuntikkan homogenat berbagai stadium T. cati pada kelinci. Namun imunogenesitas berbagai stadium T. cati pada kelinci hingga saat ini belum banyak diketahui. Toxocarosis yang disebabkan oleh T. cati perlu mendapat perhatian khusus karena populasi kucing di Indonesia cukup tinggi clan kedekatan hewan kesayangan ini dengan manusia. Kebiasaan kucing menimbun feses dengan tanah. setelah berak dapat memperlama daya tahan telur cacing, hal ini perlu diwaspadai · mengingat kebanyakan anak punya kecenderungan senang berada di tanah gembur. Di lain fihak, prevalensi toxocarosis pada kucing di Surabaya cukup tinggi, yaitu 60-74%. Teknik diagnostik yang sering digunakan untulc diagnosis toxocarosis adalah dermatitis-test dan indirect-ELISA. Namun kedua teknik ini tak dapat diandalkan karena membutuhkan waktu yang lama clan memiliki spesifisitas yang rendah, terutama bila menggunakan bahan uji (antigen) yang masih kasar (crude protein). Untulc memperoleh basil uji dengan sensitivitas clan spesifisitas uji yang sangat tinggi adalah dengan mengembangkan teknik ELISA, yaitu double antibodi sandwich ELISA atau lebih dikenal dengan sebutan indirect capture-ELISA. Pengembangan teknik tersebut membutuhkan antibodi polildonal sebagai pelapis. Penelitian ini dilakukan untulc mengetahui imunogenesitas dari larva kedua (L2) dan cacing dewasa sebagai pemicu pembentukan antibodi pada kelinci. Antibodi yang terbentuk dapa~ dideteksi dengan uji ELISA berdasarkan nilai optical density (OD) yang diperoleh.

Item Type: Other
Uncontrolled Keywords: Antibodi Poliklonal, Antigen, Stadium Toxocara Cati, Kelinci
Subjects: S Agriculture > SF Animal culture > SF402-405 Fur-bearing animals
S Agriculture > SF Animal culture > SF600-1100 Veterinary medicine > Including veterinary genetics, ethology, anatomy, physiology, embryology, pathology
Divisions: 06. Fakultas Kedokteran Hewan > Ilmu Kedokteran Hewan Dasar
Creators:
CreatorsNIM
Sri Subekti, SUNSPECIFIED
Kusnoto, KUNSPECIFIED
Suwarno, SUNSPECIFIED
Depositing User: indah rachma cahyani
Date Deposited: 22 Mar 2024 13:28
Last Modified: 22 Mar 2024 13:28
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/132377
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item