Widya Paramita Lokapirnasari, -
(2005)
EFISIENSI PENGGUNAAN BATANG JAGUNG DAN MANURE AYAM DALAM HAYLASE PAKAN LENGKAP DI TINJAU DARI KINETIKA DEGRADASI DI DALAM RUMEN.
Other.
-, -.
Abstract
Penggunaan bahan pakan lokal terutama pemanfaatan limbah pertanian merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan efisiensi pakan. Ketersediaan limbah pertanian ini sangat tergantung pada musim, sehingga untuk menjaga konsistensinya diperlukan rekayasa teknologi pakan agar dapat dikonsumsi oleh ternak secara maksimai.. Selain itu limbah pertanian mempunyai kualitas rendah tetapi umumnya dapat digunakan sebagai sumber pakan berserat dimana merupakan komponen utama dari pakan ternak ruminansia. Para petani peternak sebagian besar tergantung dari hasil fermentasi pakan berserat untuk menyediakan kebutuhan protein dan energi untuk ternak mereka karena persediaan pakan yang terbatas serta mahalnya supplemen protein dan energi. Usaha pemecahan masalah tersebut agar peternakan ruminansia dapat berkembang serta dapat menekan biaya produksi, maka perlu adanya rekayasa teknologi pakan dengan menggunakan limbah batang jagung sebagai pengganti hijauan sepenuhnya serta memanfaatkan limbah peternakan yaitu manure ayam yang digunakan sebagai sumber non protein nitrogen (NPN) yang murah dan mudah didapat. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui pemanfaatan batang jagung dan pengaruh tingkat optimal penggunaan manure ayam dalam proses haylase pakan lengkap melalui kinetika degradasi dalam rumen yang dilakukan secara in-sacco.Evaluasi degradasi in Sacco dilakukan untuk mengetahui nilai degradasi bahan kering (BK), bahan organic (BO), protein kasar (PK) dan Neutral Detergent Fiber (NDF) di dalam rumen. Perlakuan yang digunakan adalah tingkat manure ayam yang berbeda dalam haylase pakan lengkap dengan perbandingan batang jagung dan konsentrat 40 : 60 yang disusun iso nitrogen dengan kandungan nitrogen sekitar 1,92%. Adapun pakan perlakuan adalah sebagai berikut, R1 : batang jagung 40% + konsentrat 60% (manure ayam 0%, bekatul 2,5%, wheat pollard 5,5%, bungkil kelapa 14,5%, bungkil biji kapuk 10,50%, onggok 23,0%, molasses 3,5%, urea 0,5% dan mineral 0,5%), R2: batang jagung 40% + konsentrat 60% (manure ayam 5,0%, bekatul 2,5%, wheat pollard 5,5%, bungkil kelapa 14,5%, bungkil biji kapuk 7,0%, onggok 21%, molasses 3,5%, urea 0,5% dan mineral 0,5%), dan R3 : batang jagung 40% + konsentrat 60% (manure ayam 10%, , bekatul 2,5%, wheat pollard 5,5%, bungkil kelapa 10,0%, bungkil biji kapuk 7,5%, onggok 20,0%, molasses 3,5%, urea 0,5% dan mineral 0,5. Digunakan 3 ekor domba EG jantan berfistulla dengan BB rata-rata 25 kg. Kantong nilon diinkubasikan dalam rumen dengan waktu 2,4,8,16,24,48,72 dan 96 jam kemudian residu dianalisis. Variabel yang diukur adalah nilai a (BK,BO,PK,NDF yang larut dalam air), nilai b (BK,BO,PK dan NDF yang tidak larut dalam air tetapi potensial terdegradasi dalam rumen), nilai c (laju degradasi dari BK,BO,PK dan NDF yang diolah menggunakan program NAWAY. Anaiisis statistik yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK). Hasil evaluasi degradasi in-sacco menunjukkan bahwa pakan perlakuan R,, R2 dan R3 memberikan pengaruh yang tidak berbeda (P>0,05) terhadap nilai a, b, a+b ,c dan d dui BK, BO, PK dan NDF. Untuk mencapai basil terbaik dalam penggunaan haylase pakan lengkap perlu dilakukan pencampuran secara merata antara hijauan sumber serat dan konsentrat sehingga dapat mengurangi seleksi pakan oleh ternak.
Actions (login required)
|
View Item |