AF. SIGIT ROCHADI, -
(2009)
FRAGMENTASI DAN KELEMAHAN GERAKAN BURUH DI INDONESIA PASCA ORDE BARU.
Disertasi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Disertasi ini mengkaji fragmentasi gerakan buruh dan kelemahan-kelemahannya di Indonesia dengan memperhatikan konteks sosial ekonomi dan politik. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dan memulai kajian dari konsep gerakan sosial yang dikemukakan oleh Sidney Tarrow (1996), disimpulkan bahwa fragmentasi gerakan buruh tidak mengikuti jenis-jenis industri yang berkembang pesat pada masa Orde Baru dan pasea Orba, sebaliknya mengambil bentuk sosial politik, seperti ideologis-politis dan agama. Kuatnya gerakan politik ini tidak dapat dipisahkan dari warisan sejarah, kepentingan para pimpinan gerakan, ideologi atau identitas kolektif yang diusungnya, perkembangan kapitalisme, peranan negara menurut konstitusi, dibidani oleh LSM, kepemimpinan yang didominasi non buruh dan prestasi gerakan buruh dalam menekan pemerintah. Dengan demikian gerakan buruh di Indonesia lebih tepat disebut gerakan buruh dualitas. Dengan peran seperti ini, gerakan buruh memelihara pertentangannya dengan kekuasaan dan pemilik modal. Meskipun demikian, gerakan buruh ini masih lemah dan belum mampu melindungi anggotanya seeara optimal. Kondisi internal gerakan dan Iingkungan ekonomi politik mempengaruhi kelemahan tersebut, seperti lemahnya sumberdaya gerakan, kepemimpinan yang didominasi non buruh, stigma komunis, kekerasan oleh militer dan paramiliter, lemahnya aliansi dengan kelas menengah, globalisasi ekonomi yang disertai dengan mobilitas modal, industialisasi tanpa pendalaman, terjadinya oversupply tenaga kerja, kekuasaan yang tidak memerlukan partisipasi buruh dan kebijakan ketenagakerjaan khususnya outsourcing, kerja kontrak dan PHK.
Actions (login required)
|
View Item |