Dharma Pabundu, - (2004) Kejadian Foot Rot Pada Sapi Perah Di Poskeswan Desa Pakisrejo Kecamatan Rejotangan Tulungagung. Tugas Akhir D3 thesis, UNIVERSITAS AIRLAGGA.

Text 7. KEJADIAN FOOT ROT PADA SAPI PERAH Dl POSKESWAN DESA PAKISREJO KECAMATAN REJOTANGAN -Dharma Pabundu.pdf Download (1MB)

Abstract

Dalam masa pembangunan ini, kebutuhan akan protein hewani semakin meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk setiap tahunnya, serta bertambahnya kesadaran penduduk akan penlingnya nilai gizi makanan. Untuk itu perlu dilakukan usaha pengembangan di bidang petemakan. Pengembangan pelernakan dewasa ini merupakan salah satu sector yang sedang dilakukan pemerintah. Salah satu jenis pelemakan yang mendapat perhalian dari pemerintah adalah peternakan sapi perah. Usaha pengembangan sapi perah ini dilakukan dengan meningkatkan populasi dan produktivitas. Dalam mencapai tujuan ini maka hal yang dilakukan berupa memperbaiki genetik, manajemen temak dan memberikan penyuluhan bagaimana cara betemak yang baik. Petemakan sapi perah khususnya yang berskala rakyat perlu mendapat perhatian dari pemerintah. Tidak saja dapal menciplakan lapangan kerja dan meningkalkan pendapatan petemak, tetapi dapal juga meningkatkan taraf pemenuhan gizi masyarakal, karena air susu yang dihasilkan merupakan salah satu makanan sumber protein hewani selain daging dan telur. Pada mulanya produk sapi perah berupa susu hanya dikonsumsi oleh orang-orang asing yang ada di Indonesia, terutama orang Belanda, Arab, dan India. Akan tetapi dalam perkembangan lebih lanjul produk sapi perah berupa susu bukan saja dikonsumsi oleh orang-orang asing, lelapi bangsa kilapun menyukai pula produk susu tersebuI, walaupun pada awalnya hanya terbatas didaerah tertenlu di perkotaan. Bahkan sampai dengan tahun lima puluhan, konsumsi susu bagi masyarakat pedesaan masih asing, belum membudaya dihati masyarakat. Akan tetapi di jaman pembangunan seperti yang kita alami dewasa ini, keaclaannya sudah berubah sarna sekali.

Actions (login required)

View Item