KEMAL NUGRAHA, 030911147 (2013) PELANGGARAN HUKUM AKIBAT TIDAK DIPENUHINYA UPAH LEMBUR BAGI PEKERJA AGEN TIKET TRAVEL ONLINE. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s1-2013-nugrahakem-28203-6.abstr-k.pdf Download (92kB) | Preview
	Text (FULLTEXT) KEMAL NUGRAHA.pdf Restricted to Registered users only Download (441kB) | Request a copy

Abstract

Undang – Undang no. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan mengatur tentang ketentuan jam kerja bagi buruh / pekerja sebagai bentuk peraturan yang membatasi, melindungi para pekerja dan buruh dalam melaksanakan pekerjaaannya, serta memberikan penjelasan yang jelas tentang hak dan kewajiban para pihak sebagai pedoman bagi pengusaha atau pemberi kerja dalam menentukan jam kerja sesuai perjanjian kerja yang dibuat oleh para pihak antara pekerja / buruh dengan pengusaha , karena Setiap Pengusaha wajib melaksanakan ketentuan waktu kerja ,sesuai ketentuan Pasal 77 ayat (1) Undang – Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Usaha agen tiket travel online walaupun berkarakteristik khusus dalam penjualan tiketnya ( karena melalui media internet ) , tetapi sedianya tetap mengikuti ketentuan Undang – Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan dalam penentuan waktu kerja para pekerjanya, normalnya pekerja agen tiket travel online bekerja pada waktu 8 ( delapan ) jam 1 ( satu ) hari dan 40 ( empat puluh ) jam 1 ( satu ) minggu untuk 5 ( lima ) hari kerja. apabila waktu kerja yang telah ditentukan oleh Undang – Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan tidak mencukupi, maka pengusaha ( termasuk pada usaha agen tiket travel online ) dapat menerapkan waktu tambahan yang disebut waktu kerja lembur, dan dalam prakteknya waktu kerja lembur tersebut dapat dilakukan dalam waktu istirahat mingguan atau harian resmi, dikarenakan dalam dunia usaha banyak perusahaan yang membutuhkan waktu kerja lembur lebih dari 40 jam seminggu. Dalam permasalahan yang terjadi adalah, sering adanya kesalahan dari pengusaha dalam memahami pekerjanya sehingga, pengusaha agen tiket travel online tidak mau memenuhi upah lembur bagi pekerjanya, yaitu dalam jam kerja 8 ( delapan ) jam sehari dalam 5 ( lima ) hari seminggu yang dilakukan pekerja agen tiket travel online, pesanan tiket baru masuk pada saat pekerja akan mengakhiri waktu kerjanya pada sore hari, padahal faktanya pesanan baru masuk pada jam tersebut karena, sebagian besar pelanggan baru memiliki waktu luang untuk membeli tiket pada waktu – waktu tersebut, karena di waktu tersebut pelanggan juga baru menyelesaikan urusan dan pekerjaannya. oleh karena itu disaat pesanan tiket masih bertambah dan belum diselesaikan dalam sisa waktu kerja yang tersisa sedikit oleh pekerja agen tiket travel online, pekerja tersebut harus melanjutkan pekerjaannya di rumah dengan menggunakan koneksi internet di komputer rumah mereka, bahkan sampai larut malam, hal tersebut terjadi karena pengusaha melihat bahwa pekerjanya tidak melakukan pekerjaannya dengan baik, karena waktu kosong yang banyak dilalui oleh pekerja, sehingga pengusaha tidak sepakat untuk memberikan waktu lembur beserta pambayaran upahnya, juga dengan alasan efisiensi waktu dan biaya, sehingga pengusaha melihat bahwa pekerja harus menyelesaikan pekerjaannya melakukan transaksi sampai larut malam dirumahnya adalah lumrah, dan wajib dilakukan oleh pekerja. Apabila hal tersebut tidak dihiraukan oleh pihak pengusaha, upaya hukum yang dapat ditempuh oleh pekerja agen tiket travel online dalam perselisihan tentang tidak dipenuhinya upah lembur adalah: Bipatrit, Mediasi, Pengadilan Hubungan Industrial (PHI), Kasasi di Mahkamah Agung

Actions (login required)

View Item