YURISTIA ARDANI, 070417394 (2009) PERUBAHAN BUDAYA ORANG SAMIN (Studi Etnografi Orang Samin Di Desa Tapelan, Kecamatan Ngraho, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur). Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s1-2009-ardaniyuri-10295-fisant-9.pdf Download (12kB) | Preview |
|
Text (FULLTEXT)
gdlhub-gdl-s1-2009-ardaniyuri-9789-fisant-9.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Samin merupakan salah satu ajaran yang tumbuh pada masyarakat Jawa. Ajaran tersebut disebarkan oleh Kyai Samin Surosentiko yang merupakan keturunan bangsawan. Nama Samin dipilih karena bernafaskan wong cilik. Arti dari kata Samin adalah Sami-sami atau sama-sama jujur, sama-sama adil, sama-sama saling tolong menolong. Gerakan Samin muncul karena penderitaan rakyat oleh penjajah Belanda. Perlawanan yang ditunjukkan oleh masyarakat Samin adalah perlawanan yang tidak menggunakan kekerasan atau fisik, namun perlawanan dalam bentuk tindakan dan perkataan. Dalam tindakan mereka menolak untuk membayar pajak, mengikuti ronda, menyerahkan hasil panen, mengikuti kerja paksa, dan lainnya. Sedangkan dalam bentuk perkataan, mereka selalu menggunakan bahasa Jawa Ngoko, terutama pada para pegawai pemerintahan, Kepala Desa, Pamong Desa karena mereka menganggap semua manusia sama kedudukannya. Masyarakat Samin mempunyai kebudayaan sendiri. Mereka mempunyai nilai-nilai dan tradisi-tadisi sendiri yang berbeda dengan masyrakat pada umumnya, antara lain mereka dilarang untuk berdagang, dilarang untuk sekolah, beragama Adam, mempunyai sistem perkawinan “Kawin Gantung”, tata cara pemakaman dengan gelundung semprung dan lainnya. Masyarakat Samin dipercaya mempunyai kitab-kitab sendiri yang bernama kitab Jamus Kalimasada yang terdiri dari lima bagian. Seiiring dengan berjalannya waktu, perubahan budaya juga terjadi pada masyarakat Samin. Desa Tapelan yeng terletak di kabupaten Bojonegoro merupakan tempat penyebaran Samin terpenting kedua setelah Klopoduwur, Blora dan mempunyai pengikut Samin terbanyak. Namun saat ini pengikut Samin di desa Tapelan menjadi sedikit. Hanya pada generasi tua saja yang masih mengikuti ajaran Samin. Sedangkan pada generasi muda tidak lagi menjalankan ajaran Samin. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan cara observasi dan wawancara pada para informan. Selain dengan kedua cara tersebut, peneliti juga menggunakan literatur, media massa, internet, data-data kecamatan maupun kelurahan untuk melengkapi data. Data-data yang telah terkumpul dianalisa dengan menggunakan teori yang berhubungan dengan masalah penelitian yaitu teori perubahan kebudayaan. Dari hasil penelitian perubahan tersebut terjadi pada tataran nilai dan juga pola perilaku. Terdapat berbagai faktor yang mendorong terjadinya perubahan, baik dari dalam maupun dari luar masyarakat Samin. Faktor yang berasal dari dalam masyarakat Samin antara lain perasaan malu atau gengsi, tidak adanya pemimpin Samin, tidak adanya pertemuan antar orang Samin, sulit untuk melakukan ajaran Samin pada saat ini, dan faktor ekonomi. Sedangkan faktor dari luar antara lain kemerdekaan Indonesia, Keberadaan jalan Sriwahyuni, listrik masuk desa, agama Islam, sekolah, perkawinan. Semakin lama, keberadaan orang Samin dan kebudayaannya di desa Tapelan menjadi habis atau hilang.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | Fis Ant 09/09 Ard p | ||||||
Uncontrolled Keywords: | SOCIAL CHANGE, JAVANESE (INDONESIA) | ||||||
Subjects: | H Social Sciences > HM Sociology > HM(1)-1281 Sociology > HM831-901 Social change | ||||||
Divisions: | 07. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Antropologi | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | Nn Shela Erlangga Putri | ||||||
Date Deposited: | 10 Jun 2009 12:00 | ||||||
Last Modified: | 27 Jul 2016 07:28 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/14740 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |