ANIS ULFIYATIN, 070517569 (2008) SERTIFIKASI GURU:Studi Tentang Strategi Guru dalam Memenuhi UU No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen di Desa Payaman, Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s1-2009-ulfiyatina-10567-fiss11-k.pdf Download (690kB) | Preview
	Text (FULL TEXT) gdlhub-gdl-s1-2009-ulfiyatina-10110-fis.s.11-s.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy

Abstract

1. Strategi yang ditempuh oleh guru-guru yang ada di Desa Payaman dalam mengikuti proses seleksi sertifikasi guru ini bermacam-macam, diantaranya ada sebagian guru yang kemudian memilih untuk melanjutkan studi/kuliah sampai S-1/D-4 (58%), menempuh strategi dengan melakukan suatu penelitian (15%), membuat satu karya tulis ilmiah (23%), dengan cara mengikuti seminar/diklat untuk mendapatkan bukti fisik sertifikat (81%), meningkatkan kinerja dalam mengajar (17%), dan sebagian yang lain kemudian rajin mengikuti perkembangan IPTEK (21%). Diantara beberapa strategi guru di atas, usaha yang dilakukan para guru untuk melanjutkan studi/kuliah sampai S-1/D-4 ini menjadi kunci dari ditemukannya praktek kuliah jarak jauh di Desa Payaman ini. Dua institusi yang dimaksud adalah STIT MG dan IKIP BM yang melaksanakan kegiatan perkuliahan di Desa Payaman dengan menggunakan dua gedung sekolah yang ada di Payaman sendiri. Begitu juga dengan strategi guru dalam mengikuti seminar/diklat, bahwasanya penyelenggara seminar/diklat tersebut hanya bersifat fungsional, dalam arti penyelenggaraan seminar/diklat ini hanya dilakukan menjelang proses seleksi kuota sertifikasi pada setiap tahunnya. 2. Motivasi yang melatarbelakangi para guru di Desa Payaman sendiri dalam mengikuti program sertifikasi guru ini, terlihat bahwa sebanyak 85% menyatakan bahwa motivasi mereka adalah untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan mereka sebagai guru, ada juga yang termotivasi untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolahnya (75%), untuk mengangkat nama sekolah tempat guru mengajar (41%), sekedar untuk mentaati dan mengikuti aturan pemerintah (33%), dan sebanyak 45% menyatakan bahwa mativasi mereka adalah untuk mendapatkan tambahan gaji pokok dari program sertifikasi guru ini. Berkaitan dengan hasil kesimpulan di atas, tipe adaptasi yang dilakukan oleh para guru yang menerima dan menyetujui adanya program sertifikasi guru ini adalah, tipe adaptasi Conformitas (Conformity), tipe adaptasi Inovasi (Innovation), dan tipe adaptasi Menarik diri (Retretism). 3. Peran Kepala sekolah terbukti sangat besar dalam membantu dan memfasilitasi para guru yang ada untuk ikut serta dalam proses seleksi sertifikasi ini, diantaranya adalah; a. Mengarahkan, mengusulkan dan mendaftarkan calon guru-guru yang akan diikutsertakan dalam seleksi sertifikasi guru. b. Memberikan dorongan dan memotivasi guru-guru agar mengikuti proses seleksi sertifikasi guru. c. Memberikan bantuan materill berupa penyediaan fasilitas dokumen portofolio kepada guru-guru yang telah diajukan sebelumnya. d. Mengirimkan berkas portofolio para guru. e. Membuat diklat/rapat internal guru terkait sosialisasi setiap informasi terbaru dalam pelaksanaan sertifikasi guru. f. Membuatkan SK (surat keputusan) untuk tugas mengajar dan jabatan guru di sekolah. g. Mengkoordinir semua proses pelaksanaan sertifikasi guru di sekolah., serta h. Membuat Tim yang bertugas mengkoordinasi dan melayani para guru dalam memenuhi semua prasyarat sertifikasi guru. Sedangkan peran pemerintah daerah sendiri, dalam hal ini Dinas P&K Lamongan di bawah Dinas Pendidikan Nasional untuk sekolah negeri, dan MAPENDA di bawah Depag untuk sekolah-sekolah swasta adalah sebagai berikut; a. Memberikan pengarahan kepada para guru yang akan diikutsertakan dalam seleksi sertifikasi guru. b. Memberikan dorongan dan memotivasi guru-guru agar mengikuti proses seleksi sertifikasi guru. c. Menyelenggarakan Seminar, Diklat, Binap, Pelatihan, Workshop, dan lain sebagainya, serta d. Memantau dan mengawasi jalannya proses seleksi pada masing-masing sekolah.

Actions (login required)

View Item