Yudha Yudhistira, 070517678 (2009) Orientasi Politik Abdi Dalem Di Keraton Yogyakarta Pada Pemilihan Presiden Tahun 2009. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s1-2011-yudhayudhi-18606-abstrak-o.pdf Download (24kB) | Preview
	Text (FULL TEXT) gdlhub-gdl-s1-2011-yudhayudhi-15335-fisp68-o.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Penelitian ini berawal dari rasa ingin tahu peneliti terhadap orientasi politik abdi dalem di Keraton Yogyakarta pada pemilihan presiden tahun 2009. Abdi dalem di Keraton Yogyakarta adalah pegawai di lingkungan Keraton Yogyakarta yang mengurusi segala macam urusan di dalam rumah tangga Keraton. Kehadiran seorang raja sangatlah sentral dalam setiap nafas kehidupan seorang abdi dalem.Seorang raja bagi para abdi dalem dianggap sebagai wakil Tuhan yang berkedudukan di bumi. Keraton sebagai pusat pemerintahan, budaya dan institusi politik tertinggi di kalangan abdi dalem mempunyai kemampuan untuk mengatur seluruh dimensi kehidupan dan dengan kekuasaan yang besar ini maka Keraton bisa menjadi patron (pelindung) dari semua aspek kehidupan. Keberadaan Keraton dan Sri Sultan sebagai pimpinan tertinggi pasti akan mempengaruhi kelangsungan hidup para abdi dalem di lingkungan Keraton Yogyakarta.Keterlibatan Sri Sultan Hamengkubuwono X dalam kancah politik nasional termasuk pada pemilihan presiden tahun 2009 lalu juga berpengaruh terhadap pilihan politik abdi dalem di Keraton Yogyakarta. Hal inilah yang menarik bagi penliti. Hal yang ingin ditanyakan dalam penelitian ini adalah pertama: bagaimanakah arah orientasi politik abdi dalem di Keraton Yogyakarta, adakah kemungkinannya terfragmentasi pada salah satu nama pasangan; kedua :figur seorang raja di Keraton Yogyakarta, adakah berpengaruh terhadap orientasi politik abdi dalem di Keraton Yogyakarta pada pemilihan presiden tahun 2009 lalu. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan penentuan subyek penelitian menggunakan Snowball Sampling (metode bola salju). Dalam memperoleh data dilapangan peneliti menggunakan tehnik wawancara mendalam (indepth interview) dengan menggunakan pedoman wawancara (interview guide).Hasil wawancara digunakan sebagai data utama, sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi pustaka, dan data – data lain yang berkaitan dengan penelitian ini. Dalam skripsi ini digunakan teori hegemoni, dimana ada sebuah penerimaan dari seseorang terhadap orang lain secara sukarela tanpa adanya paksaan melalui kepemimpinan yang berdasarkan moral, kemampuan pribadi dan politik. Hal inilah yang bisa mempengaruhi abdi dalem terhadap keputusan yang akan diambilnya, termasuk pilihan politiknya. Selain itu skripsi ini juga menggunakan teori patron – client untuk menjelaskan hubungan dari seorang raja sebagai patron dan abdi dalem di Keraton Yogyakarta sebagai client. Hasil dari penelitian ini adalah abdi dalem di Keraton Yogyakarta mempunyai orientasi politik yang bervariasi dan kedudukan seorang raja sebagai pimpinan tertinggi di Keraton Yogyakarta tidak mempengaruhi orientasi politik abdi dalem di Keraton Yogyakarta. Budaya dan politik dipahami sebagai sesuatu yang berbeda oleh abdi dalem di Keraton Yogyakarta. Translation: This study originated from curiosity of researchers toward the political orientation courtiers at the Sultan Palace in the presidential election in 2009. Courtiers at the Palace of Yogyakarta is the staff of the Sultan Palace in charge of all kinds of affairs in in the palace household. The presence of a king is very central in every breath the life of a servant of the king dalem.Seorang for the servants are seen as representatives of God based on the earth. Palace as a center of government, cultural and political institutions highest among the courtiers have the ability to manage all dimensions life and with this great power, the palace can be a patron (patron) of all aspects of life. The presence of the Sultan's palace and as the top leader will definitely affect the survival of the servants in the palatial Yogyakarta.Keterlibatan Sri Sultan Hamengkubuwono X in national politics included in the presidential election in 2009 and then also influence the political choices servant palace in Yogyakarta Palace. This is what appeals to penliti. It you want to ask in this study is the first: how the political orientation in the palace courtiers Yogyakarta, is there any possibility fragmented on one spouse names; second : Figure of a king in the palace of Yogyakarta, is there any influence on the political orientation servant Sultan palace in Yogyakarta in the presidential election in 2009. This study is qualitative with the determination of study subjects using Snowball sampling (snowball method). The researchers obtained data field using in-depth interview techniques (depth interview) using the guidelines interview (interview guidelines). The interview is used as the primary data, while data obtained through the secondary literature, and data - other data relating to research this. In this paper used the theory of hegemony, where there is an acceptance of one's against another person voluntarily without any coercion through leadership based on the moral, personal and political skills. This is what can affect servant dalem against the decision to be taken, including its political choices. Additionally thesis It also uses the theory of patron - client to explain the relationship of a king as patrons and courtiers in the palace of Yogyakarta as a client. The results of this research is the Sultan Palace courtiers have orientation varied political and position of a king as the supreme leader in the Palace Yogyakarta does not affect the political orientation of courtiers in the palace of Yogyakarta. Culture and politics is understood as something different by courtiers in the palace of Yogyakarta.

Actions (login required)

View Item