Iranda Christiyani, 070810405 (2012) Fungsi Keluarga Poligini Pada Masyarakat Miskin :Studi Deskriptif Keluarga Miskin di Surabaya. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
S.13-12 Chr f abstrak.pdf Download (341kB) | Preview |
|
Text (FULL TEXT)
S.13-12 Chr f.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Poligini atau yang lebih dikenal dengan sebutan poligami ialah pernikahan yang dilakukan dengan dua orang istri dalam satu waktu sekaligus. Seorang melakukan poligini tidak lepas dari syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang ada. Berdasarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan menyebutkan bahwa yang merupakan syarat alternatif untuk dapat melakukan praktek poligini antara lain ialah yang pertama, seorang istri tidak mampu memberikan anak sebagai penerus keturunan, istri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan istri tidak dapat melahirkan keturunan Istri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai istri. Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami tentang alasan suami melakukan poligini dan untuk memahami pelaksanaan fungsi keluarga. Dalam menjawab fokus penelitian tersebut, peneliti menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan data kualitatif. Pemilihan informan menggunakan cara snowball dan pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam (indepth interview). Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa yang menjadi alasan suami dari kalangan miskin melakukan poligini, yaitu lingkungan kerja (teman curhat, intensitas interaksi, sering ketemu dan akhirnya ada kecocokan), pemicu internal (tak ada kecocokan dengan istri pertama, luapan emosi, menutup aib/kehamilan di luar nikah) serta tidak adanya anak dalam pernikahan dengan istri pertama. Dari salah seorang suami, anak merupakan perekat dalam poligini keluarga miskin, dibanding kesulitan ekonomi yang dihadapinya, sehingga tidak sampai memicu perpisahan atau perceraian di antara mereka. Selain anak, terdapat afeksi dari istri kedua yang mampu membuatnya bertahan untuk tidak berpisah dengan suaminya. Pada suami yang lainnya, keberadaan anak dari istri kedua mampu membuatnya bertahan untuk tetap membina rumah tangganya. Suami tidak memilih berpisah dengan istri pertamanya karena merasa kasihan terhadapnya. Yang menjadi alasan istri bertahan disebabkan tidak ingin disebut sebagai janda. Selain anak dan prestige, terdapat afeksi baik dari istri pertama maupun dari istri kedua yang mampu membuatnya bertahan untuk tidak berpisah dengan suaminya. Terdapat dua fungsi yang sama-sama tidak dapat dipenuhi oleh suami-suami pelaku poligini, yakni fungsi ekonomi atau unit produksi dan fungsi pemeliharaan. Fungsi keluarga yang dilaksanakan oleh salah seorang suami terhadap istri pertama maupun dari istri kedua ialah fungsi pengaturan keturunan dan fungsi sosialisasi atau pendidikan. Sedangkan dalam hal fungsi ekonomi atau unit produksi, fungsinya sebagai pelindung, fungsinya penentuan status, fungsi pemeliharaan dan fungsi afeksi tidak berjalan dengan baik. Dalam keluarga poligini suami yang lainnya, fungsi keluarga yang terlaksana terhadap istri pertama ialah fungsi afeksi dan fungsi penentuan status. Sedangkan fungsi yang dipenuhi pada istri kedua, yaitu fungsi pengaturan keturunan, fungsi sosialisasi atau pendidikan serta fungsi afeksi.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK-2 S.13/12 Chr f | ||||||
Uncontrolled Keywords: | poligini keluarga miskin, fungsi keluarga, dan interaksionisme simbolik | ||||||
Subjects: | H Social Sciences > HQ The family. Marriage. Woman | ||||||
Divisions: | 07. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Sosiologi | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | Andri Yanti | ||||||
Date Deposited: | 10 Apr 2012 12:00 | ||||||
Last Modified: | 22 Sep 2016 01:49 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/14938 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |