Restituta S. E. Dimastuti, 070116567 (2006) NILAI KECANTIKAN PEREMPUAN DAYAK (RECEPTION ANALYSIS PADA PEREMPUAN PADA PEREMPUAN DAYAK DI KAPUAS HULU KALIMANTAN SARAT TERHADAP NILAI KECANTIKAN DALAM IKLAN PRODUK KECANTIKAN DAN PERAWATAN TUBUH DI TELEVISI). Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Text (FULLTEXT)
gdlhub-gdl-s1-2006-dimastutir-1278-fisk_08-6.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Nilai kecantikan berbeda-beda bagi setiap orang tergantung keadaan personal yang dipengaruhi lingkungan sosial budayanya. Namun iklan telah mempersempit arti kecantikan hanya pada kulit putih, bentuk tubuh tinggi langsing, atau berhidung mancung. Seperti halnya di Indonesia yang terdiri atas beratus-ratus suku, berarti ada beratus-ratus pula definisi cantik menurut mereka. Perempuan Dayak misalnya, dulu mereka dianggap cantik jika bertelinga panjang dan memiliki tato di lengan, kaki dan leher. Namun karena perkembangan jaman, tradisi tersebut sulit ditemui bahkan mulai hilang.Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana nilai kecantikan perempuan dayak Kapuas Hulu, Kalimantan Barat dengan menganalisa penerimaan mereka terhadap konsep cantik yang ditampilkan oleh iklan produk kecantikan dan perawatan tubuh di televisi. Metode yang digunakan adalah reception analysis. Analisis tidak hanya akan terbatas pada opini, namun juga pada intepretasi, pemahaman dan pemikiran responden. Sasaran penelitian ini adalah perempuan dayak Kapuas Hulu, Kalbar yang berusia sekitar 15 -50 tahun, dengan tingkat SES, pendidikan dan tempat tinggal yang beragam. Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah indepth interview. Sumber pustaka antara lain merujuk pada iklan di era posmodern mengingat saat ini iklan telah beralih fungsi sebagai pencipta realitas, dan visual culture yang melibatkan iklan sebagai tindak memandang berdasar pada latar belakang budaya seseorang. Kapuas Hulu adalah salah satu dari sedikit daerah di Kalimantan yang masyarakat Dayak-nya dulu mengenal dan melakukan tradisi mempercantik diri dengan tato dan telinga panjang. Meskipun saat ini mereka yang bertato atau bertelinga panjang sudah sangat sulit ditemui (karena meskipun ada kebanyakan mereka tinggal di pedalaman Kalimantan) tetapi Kapuas Hulu dianggap istimewa daripada daerah-daerah lainnya karena nilai budaya dan historis masyarakat yang telah lampau. Kondisi ini akan berpengaruh terhadap pemahaman individu akan nilai kecantikan, dibanding dengan individu yang berasal dari daerah yang tidak punya pengalaman dan latar belakang masyarakat yang demikian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kecantikan perempuan Dayak selalu didasarkan pada kecantikan yang berasal dari dalam dan luar dirinya. Kecantikan dari dalam menyangkut sikap, kesopanan dan keramahan. Sedangkan kecantikan fisik bagi mereka cukup beragam, namun pada dasarnya mereka kurang menyukai kulit putih tidak seperti pendapat media yang menganggap itu sebagai sebuah kecantikan. Selain itu tradisi mempercantik tubuh dengan tato dan telinga panjang, sekarang telah mengalami pergeseran makna. Alih-alih dianggap cantik, tato justru dianggap simbol bagi perempuan "nakal" atau bukan "baik-baik". Begitu pula telinga panjang, tradisi itu kini dianggap hal yang kuno atau ketinggalan jaman sehingga bisa menimbulkan rasa malu bagi orang yang memakainya.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK-2 Fis K 08/06 Dim n | ||||||
Uncontrolled Keywords: | BEAUTY CULTURE; WOMEN, DAYAK | ||||||
Subjects: | H Social Sciences > HM Sociology > HM(1)-1281 Sociology > HM621-656 Culture | ||||||
Divisions: | 07. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Komunikasi | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | Nn Dewi Rekno Ulansari | ||||||
Date Deposited: | 30 May 2006 12:00 | ||||||
Last Modified: | 11 Jul 2017 00:28 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/15014 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |