FILIA TANAIRINA, 070216680 (2006) SOSIALISASI RESIDIVIS DALAM RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS I MEDAENG (Studi Deskriptif tentang sosialisasi kejahatan Dalam Rumah Tahanan Negara Kelas I Medaeng). Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s1-2007-tanairinaf-4627-fiss07-k.pdf Download (354kB) | Preview
Preview	Text (FULL TEXT) 15064.pdf Download (2MB) | Preview

Abstract

Hampir setiap hari kita dapat melihat pemberitaan-pemberitaan tentang terjadinya kejahatan baik di media cetak maupun di media elektronik. Jika kita sedikit mengamati kronologi yang dilakukan penjahat dalam melakukan aksinya, kita akan mengetahui bahwa penjahat melakukan tindak kejahatan dengan menggunakan teknik-teknik yang bisa dibilang canggih. Kejahatan tidak bisa dihapuskan secara tuntas karena kejahatan merupakan salah satu gejala sosial yang senantiasa dihadapi masyarakat didunia. Kejahatan hanya bisa dikurangi intensitasnya. Untuk mengurangi intensitas kejahatan juga bukan hal yang mudah, hal ini disebabkan salah satunya karena pelaku kejahatan banyak yang mengulangi tindakan jahatnya meskipun sudah mendapatkan sanksi hukum berupa sanksi penjara atau kurungan, serta denda-denda. Dari kenyataan di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui mengapa pelaku kejahatan selalu mengulangi tindakan jahatnya. Telah banyak penelitian yang menggambarkan tentang pengaruh lingkungan sekitar tempat tinggal penjahat terhadap perilaku jahat seseorang, karena itulah peneliti tertarik untuk melihat sosialisasi kejahatan yang terjadi justru di tempat penjahat dibina untuk tidak mengulangi perbuatan jahatnya. Dapat dirumuskan permasalahan yang pertama, bagaimana sosialisasi kejahatan dalam rutan sehingga seorang pelaku kejahatan menjadi residivis yang lebih ahli dalam melakukan tindak kejahatannya? Kedua, Bagaimana karakteristik sosial narapidana/tahanan yang tergolong residivis? Untuk menjawab permasalahan tersebut peneliti mengambil subyek penelitian tahanan/narapidana yang sedang menjalani hukumannya dalam rutan. Peneliti menggunakan teknik purposive sampling yaitu pemilihan sample secara sengaja atau bertujuan, dengan maksud agar subyek penelitian dipilih sesuai dengan kebutuhan penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggambarkan data yang ditemukan tanpa membuat suatu generalisasi. Data didapatkan dengan wawancara mendalam yang menggunakan pedoman wawancara yang hanya memuat pokok-pokok pemikiran mengenai sesuatu yang akan ditanyakan. Selain itu untuk data pendukung, peneliti juga menggunakan data sekunder berupa catatan-catatan dari rutan maupun Polwiltabes Surabaya. Data yang didapatkan dianalisis secara kualitatif, dengan mengkategorikan, mengklasi fikasikan, yang kemudian dianalisa dengan teori-teori Asosiasi Diferensial dan teori-teori lain yang mendukung. Dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan, pertama, Karakteristik sosial residivis, yaitu sebagian besar residivis memiliki tanggung jawab terhadap keluarga dan bertempat tinggal di daerah rawan kejahatan, pekerjaan residivis sebelum dan sesudah melakukan tindak kejahatan adalah pekerjaan yang tidak tetap, dan usia residivis adalah usia dewasa awal. Kesimpulan kedua, Sosialisasi kejahatan hanya terjadi pada residivis dengan jenis kejahatan yang memiliki/membutuhkan spesialisasi dan organisasi, dalam penelitian ini yang dimaksud adalah kejahatan narkoba. Sosialisasi dilakukan dengan komunikasi intens, residivis yang menerima sosialisasi kejahatan akan melakukan pengulangan kejahatan dengan teknik yang lebih ahli, dan ada yang mengalami peningkatan spesialisasi dari pengedar menjadi bandar narkoba.

Actions (login required)

View Item