DAVID WILYASMORO, 070517892 (2010) KONFLIK BPD DAN KEPALA DESA STUDI TENTANG LOWONGNYA SEKRETARIS DESA DALAM KURUN WAKTU 2002-2009 DI DESA JAMBU KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s1-2011-wilyasmoro-19010-fisp-k.pdf Download (308kB) | Preview
	Text (FULL TEXT) gdlhub-gdl-s1-2011-wilyasmoro-15809-fisp-0.pdf Restricted to Registered users only Download (838kB) | Request a copy

Abstract

Desa adalah bentuk pemerintahan yang paling rendah. Desa juga bisa dilihat sebagai suatu bentuk pemerintahan yang dinamis dan selalu berubah. Perkemabangan dan perubahan desa ini juga tidak terlepas dari pembangunan politik di Indonesia dimana Negara dengan birokrasinya selalu hadir pada segala aspek kehidupan sosial bahkan ke dalam lingkup desa. Penelitian ini berawal dari rasa ingin tahu penulis akan pembentukan Badan Perwakilan Desa atau yang disingkat juga sebagai BPD dalam lingkup pemerintahan desa sebagai bentuk dari demokratisasi didesa. Akan tetapi pada perkembangannya justru hal ini menimbulkan permasalahan-permasalahan baru di lingkup pedesaan karena seakan ada dua pemimpin dalam lingkup desa tersebut, hal ini kemudian yang juga mengakibatkan kosongnya Sekretaris Desa seperti yang terjadi di Desa Jambu yang menjadi tempat penelitian. Inilah yang menarik penulis untuk meneliti.Pertanyaan penelitian ini adalah; pertama, bagaimana konfigurasi kekuasaan masyarakat desa?, kedua, Apa saja sumber konflik antara BPD dan Kepala Desa? ketiga, bagaimana jalannya pemerintahan desa pasca kosongnya sekretaris desa? Masyarakat Jambu sendiri adalah masyarakat yang elitis dinamis, dimana memang dalam lingkup pemerintahan desanya sendiri masih bergantung penuh kepada elite-elite desa yang selalu bergerak mengikuti dinamika kehidupan masyarakat, sehingga dalam jalannya pemerintahan desa tidak selalu berpatokan kepada Undang-Undang yang mengatur tentang pemerintahan desa. Penelitian ini dilakukan penulis secara kualitatif dan penentuan subyek penelitian menggunakan puposive sampling. Penggalian data lapangan dilakukan dengan secara wawancara mendalam (indept interview) dengan menggunakan pedoman wawancara (interview guide). Data utama dalam penelitian ini adalah data hasil wawancara, sedangkan data sekunder diperoleh dari buku dan lembaga yang memiliki relevansi dengan penelitian ini.Hasil penelitian ini adalah, pertama,konfigurasi kekuasaan adalah pucuk pemegang kekuasaan memang mutlak berada ditangan Kepala Desa karena ada otoritas tertentu dari Kepala Desa oleh perangkat yang lain tidak bisa ikut campur didalamnya. Juga karena masih ada pengaruh dari organisasi kemasyarakatan yakni organisasi keagamaan Nahdatul Ulama dalam mempengaruhi kebijakan Desa. kedua,sumber-sumber konflik adalah ambiguitas dari Undang-Undang yang mengatur kewenangan dari BPD dan Kepala Desa dan adanya keberpihakan dari orientasi kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintahan desa karena masih adanya unsur kepentingan dari Kepala Desa. ketiga, pemerintahan desa berjalan dengan penyerahan pertanggung-jawaban tugas dari Sekretaris Desa kepada perangkat desa yang lain dengan penunjukkan langsung oleh Kepala Desa, dengan pertimbangan adanya rasa loyalitas perangkat desa tersebut dengan Kepala Desa.

Actions (login required)

View Item