KRISNA INDRAWAN PRATAMA. BP (2015) Kebijakan Balancing Australia Terhadap Tiongkok Dalam Kasus ‘China Air Identification Zone’ Laut China Timur 2013. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Text (HALAMAN JUDUL)
1. HALAMAN JUDUL.pdf Download (218kB) |
|
Text (ABSTRAK)
2. ABSTRAK.pdf Download (30kB) |
|
Text (BAB 1)
3. BAB 1 PENDAHULUAN.pdf Download (306kB) |
|
Text (BAB 2)
4. BAB 2 CADIZ SEBAGAI EKSPANSI MILITER TIONGKOK.pdf Restricted to Registered users only until 29 May 2023. Download (310kB) | Request a copy |
|
Text (BAB 3)
5. BAB 3 KONEKSI AUSTRALIA DENGAN AMERIKA SERIKAT DAN JEPANG.pdf Restricted to Registered users only until 29 May 2023. Download (245kB) | Request a copy |
|
Text (BAB 4)
6. BAB 4 PERSEPSI ANCAMAN, KONEKSI ALIANSI DAN KEBIJAKAN BALANCING AUSTRALIA.pdf Restricted to Registered users only until 29 May 2023. Download (179kB) | Request a copy |
|
Text (BAB 5)
7. BAB 5 KESIMPULAN.pdf Restricted to Registered users only until 29 May 2023. Download (75kB) | Request a copy |
|
Text (DAFTAR PUSTAKA)
8. DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (119kB) |
Abstract
Sejak tahun 2007, Tiongkok menjadi mitra ekonomi terbesar Australia dalam bentuk perdagangan dan investasi, dengan dampak yang signifikan bagi Australia.Di sisi lain, Australia juga merupakan sekutu tradisional AS selama hampir lebih dari enam puluh tahun lamanya. Dengan bergesernya pivot geostrategi AS ke Asia-Pasifik di tahun 2011 yang ditujukan untuk rebalancing Tiongkok, Australia dihadapkan pada situasi kompleks dalam merespon Tiongkok. Beberapa akademisi berargumen bahwa peningkatan ikatan ekonomi Australia dengan Tiongkok telah menghasilkan respon accommodating dan hedging ketika menghadapi ekspansi pengaruh Tiongkok. Namun pada kasus China Air Defense Identification Zone (CADIZ) Laut China Timur 2013 silam, Australia mengambil kebijakan berbeda dengan apa yang telah diargumentasikan oleh para akademisi, yaitu balancing. Sehingga fokus permasalahan penelitian ditujukan untuk menjelaskan mengapa Australia mengambil kebijakan balancing dalam kasus CADIZ 2013. Dengan menggunakan teori balance of threat, penulis berargumen bahwa kebijakan balancing Australia disebabkan oleh persepsi ancaman, dan koneksi aliansi Amerika Serikat dan Jepang sebagai sekutu potensial Australia, yang bertujuan untuk mengimbangi ancaman Tiongkok, yaitu CADIZ. Sehingga dapat disimpulkan bahwa persepsi ancaman dan koneksi aliansi menjadi faktor penyebab kebijakan balancing sebuah negara, sementara tidak demikian dengan hubungan mitra ekonomi strategis.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK-2 FIS.HI.59/15 Kri k | ||||||
Uncontrolled Keywords: | Australia, Tiongkok, CADIZ, Balancing, Persepsi Ancaman, Aliansi. | ||||||
Subjects: | J Political Science > JZ International relations > JZ5-6530 International relations > JZ1305-2060 Scope of international relations. Political theory. Diplomacy J Political Science > JZ International relations > JZ5-6530 International relations > JZ3674-3875 State territory and its parts > JZ3685 Boundaries |
||||||
Divisions: | 07. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Hubungan Internasional | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | Tn Joko Iskandar | ||||||
Date Deposited: | 22 Sep 2015 12:00 | ||||||
Last Modified: | 01 Jun 2020 02:26 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/15381 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |