TUTY ENDAH SETIYOWATI, 070810011 (2012) PENINGKATAN AKTIVITAS GERAKAN PEMISAHAN DIRI BOUGAINVILLE PASCA RENCANA PEMBUKAAN KEMBALI TAMBANG PANGUNA TAHUN 2008-2011. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s1-2012-setiyowati-24266-abstract.pdf Download (307kB) | Preview |
|
Text (FULLTEXT)
gdlhub-gdl-s1-2012-setiyowati-20629-fis.hi.2-pFULLTEXT.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Papua Nugini merupakan negara yang komoditas utama pendapatan nasionalnya bersumber dari hasil pertambangan, Pertambangan Panguna di Bougainville merupakan daerah pertambangan PNG yang paling konfliktual. Konflik yang terjadi didasari oleh perbedaan etnisitas dan kesenjangan ekonomi antara PNG dan Bougainville. Eksplorasi tambang oleh Bougainville Copper Ltd (BCL) juga mengakibatkan kerusakan lingkungan dan peningkatan ethnonasionalisme Bougainville sebagai akibat masuknya pekerja dari etnis PNG dan ekspatriat asing. Menanggapi hal tersebut, muncul gerakan secessionisme BRA (Bougainville Revolution Army) yang memperjuangkan tuntutan masyarakat Bougainville. Saham terbesar BCL dikuasai oleh perusahaan multinasional pertambangan Rio Tinto (Australia). Konflik terbuka antara BRA dan aparat keamanan PNG mencapai puncaknya pada 1989 ketika BRA melakukan vandalisme fasilitas pertambangan Panguna yang mengakibatkan pemerintah PNG menutup sementara tambang Panguna. Sementara itu, tuntutan kemerdekaan Bougainville belum terpenuhi sehingga gerakan pemisahan diri masih berkembang. Berbagai upaya negosiasi telah dilakukan pemerintah PNG dalam untuk meredam gerakan pemisahan diri yang berujung pada pemberian status provinsi otonomi khusus pada Bougainville pada tahun 2001 dan penandatanganan persetujuan perdamaian pada tahun 2007. Namun ketika terjadi peninjauan kembali rencana pembukaan tambang Panguna, gerakan pemisahan diri merespon dengan peningkatan aktivitas yang mengarah pada terjadinya konflik terbuka. Fenomena tersebut menimbulkan pertanyaan mengapa rencana pembukaan kembali tambang Panguna memicu peningkatan aktivitas secessionism Bougainville yang menjadi rumusan masalah. Untuk menganalisis fenomena tersebut, digunakan teori kebutuhan manusia, teori sumber daya terkonsentrasi, teori kutukan sumber daya, dan teori tentang keterlibatan perusahaan multinasional dalam terjadinya konflik. Dugaan sementaranya adalah peningkatan aktivitas secessionism diakibatkan oleh tembaga yang merupakan komoditas primer bagi PNG, namun keuntungan tersebut tidak banyak dirasakan masyarakat Bougainville meskipun telah berstatus otonom dan aktivitas BCL memicu munculnya kembali sentimen primordialisme. Hipotesis tersebut terbukti dengan terjadinya perebutan tembaga Panguna sebagai komoditas utama yang strategis bagi PNG dan Bougainville. Peningkatan aktivitas secessionism didasari oleh munculnya kembali sentimen primordial Bougainville terhadap PNG dan BCL atas konflik masa lalu yang belum terselesaikan.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK-2 Fis.HI.21/12 Set p | ||||||
Uncontrolled Keywords: | PAPUA NUGINI ; EXPLORATION | ||||||
Subjects: | T Technology > TP Chemical technology | ||||||
Divisions: | 07. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Hubungan Internasional | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | mrs hoeroestijati beta | ||||||
Date Deposited: | 25 Jul 2012 12:00 | ||||||
Last Modified: | 15 Sep 2016 06:57 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/15441 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |