GUNTUR AGUNG PRABOWO, 071014056 (2014) KONSTRUKSI SOSIAL TENTANG PERKAWINAN DISABILITAS TUNANETRA DI SURABAYA 'Studi Deskriptif tentang Makna Perkawinan Bagi Wanita Normal yang Menikah dengan Disabilitas Tunanetra Anggota PERTUNI'. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s1-2014-prabowogun-29943-6.abstr-k.pdf Download (319kB) | Preview |
|
Text (FULL TEXT)
Fis. S. 20-14 Pra k.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy |
Abstract
Kesempurnaan fisik, kemapanan ekonomi, dan kepribadian baik merupakan beberapa kriteria rasional yang diinginkan oleh wanita pada umumnya, terlebih dalam perjalanannya mencari calon suami. Namun masih ada wanita normal yang bersedia menikah dengan disabilitas tunanetra. Penelitian ini bermaksud untuk membahas bagaimana wanita normal memaknai perkawinanya dengan disabilitas tunanetra. Apakah motivasi wanita tersebut bersedia menikah, serta bagaimana menjalani kehidupan keluarganya. Untuk menjawab permasalahan ini digunakan teori konstruksi sosial dari Peter L.Berger dan Thomas Luckman untuk mengetahui konstruksi yang terbentuk pada wanita yang menikah dengan disabilitas tunanetra. Selain itu, digunakan teori-teori pemilihan jodoh untuk melihat bagaimana wanita menentukan pasangannya. Metode pemilihan subjek menggunakan teknik purposive dengan jumlah subjek sebanyak 4 pasangan suami-istri. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi, adapun data yang dianalisis adalah data-data kualitatif. Hasil yang didapatkan adalah: Pertama, makna perkawinan wanita dengan pendidikan tinggi adalah proses terjadinya sebuah hubungan untuk melestarikan keturunan, yang sudah digariskan oleh Allah. Berbeda dengan wanita yang berpendidikan rendah memaknai perkawinan sebagai proses interaksi pada hal yang baik dan buruk dalam keluarga, wujud atas rasa kasih sayang dan keseriusan atas hubungan dekat yang terjalin sebagai bentuk pengabdian hidup seseorang istri kepada seorang suami.; Kedua, Motivasi wanita menikah dengan disabilitas tunanetra adalah pendidikan tinggi, mempunyai kemiripan dengan idolanya, memiliki sifat baik, berpenghasilan sendiri, dan mampu menjadi imam.; Ketiga, Dalam pernikahan, tidak ada halangan walaupun ada ketidak setujuan dari anggota keluarga, namun tidak menyangkut wali pada pernikahannya.; Keempat, Kehidupan keluarga mereka berjalan lancar dikarenakan suaminya mampu memenuhi kebutuhan lahir batin dan juga telah memiliki anak.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK-2 Fis. S. 20/14 Pra k | ||||||
Uncontrolled Keywords: | MARRIAGE; DISABILITIES | ||||||
Subjects: | H Social Sciences > HQ The family. Marriage. Woman H Social Sciences > HV Social pathology. Social and public welfare > HV1-9960 Social pathology. Social and public welfare. Criminology > HV697-4959 Protection, assistance and relief > HV697-3024 Special classes > HV1551-3024 People with disabilities |
||||||
Divisions: | 07. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Sosiologi | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | sukartini sukartini | ||||||
Date Deposited: | 20 Feb 2014 12:00 | ||||||
Last Modified: | 01 Sep 2016 05:45 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/15718 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |