STEPHANIE PRISILIA DJASWADI, 071017028 (2013) MAKNA DAENG DALAM KEBUDAYAAN SUKU MAKASSAR. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s1-2014-djaswadist-30097-6.abstr-k.pdf Download (278kB) | Preview |
|
Text (FULLTEXT)
gdlhub-gdl-s1-2014-djaswadist-30097-FULLTEXT.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Dalam kebudayaan Suku Makassar, daeng merupakan salah satu produk budaya Suku Makassar yang memiliki makna beragam. Dalam hal ini, daeng yang dalam kebudayaan Suku Makassar merupakan gelar yang memiliki makna yang khusus, dalam realitas sosial masyarakat di Kota Makassar dewasa ini acap ditujukan sebagai sebutan atau panggilan bagi para pelaku ekonomi menengah kebawah (tukang becak, pedagang sayur keliling, dan lain sebagainya). Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif (etnografi) sebagai metode penelitian, dimana lokasi penelitian dilakukan di Kota Makassar serta menggunakan observasi dan wawancara sebagai teknik pengumpulan datanya. Fokus penelitian ini ialah pada aspek makna daeng itu sendiri, dan penggunaan daeng dalam realitas sosial masyarakat Makassar dewasa ini. Dalam sejarah penggunaan gelar daeng pada Kebudayaan Suku Makassar, daeng dapat dimaknai sebagai; (a) Daeng merupakan nama yang diberikan orangtua kepada anaknya, sebagai penghambaan nama Allah SWT, perwujudan dari do‟a dan pengharapan agar anak tersebut nantinya dapat menjadi anak yang baik, (b) Daeng merupakan nama julukan atau penghargaan terhadap seseorang yang memiliki ciri khas atau kelebihan (keahlian/prestasi), dalam kehidupan sosial masyarakat Makassar, (c) Daeng juga merupakan sebutan atau gelar bagi kalangan bangsawan (kaya), orang-orang yang dihormati, dan orang-orang yang dituakan, dalam kehidupan sosial masyarakat Suku Makassar. Dalam konteks kebudayaan Suku Makassar, perbedaan penggunaan gelar daeng dalam masa lampau dan masa sekarang pada realitas sosial masyarakat Makassar, sedikitnya disebabkan oleh tiga faktor; yaitu; (a) fleksibilitas dalam sejarah penggunaan gelar daeng menyebabkan luasnya makna daeng itu sendiri dalam kebudayaan masyarakat Suku Makassar, (b) bahwa tidak cukup kuatnya sistem kebudayaan (Suku Makassar) dalam memberikan batasan-batasan penggunaan gelar daeng dalam kehidupan sosial masyarakat, (c) menelaah bahwa tidak adanya sebutan atau panggilan yang tepat untuk ditujukan kepada para pelaku ekonomi menengah kebawah tersebut (pengayuh becak,tukang sayur keliling, dan penarik bentor), yang sarat dengan nilai-nilai kesopanan dan tata krama berkomunikasi dalam bahasa dan dialek Makassar, sehingga dipergunakanlah sebutan daeng sebagai sebutan terhadap mereka oleh masyarakat di Kota Makassar.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK-2 FIS ANT. 11/14 Dja m | ||||||
Uncontrolled Keywords: | Makna, Daeng, Kebudayaan Suku Makassar. | ||||||
Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > G Geography (General) > G70-70.6 Philosophy. Relation to other topics. Methodology | ||||||
Divisions: | 07. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Antropologi | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | Mrs. Djuwarnik Djuwey | ||||||
Date Deposited: | 03 Mar 2014 12:00 | ||||||
Last Modified: | 06 Sep 2016 03:29 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/16320 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |