FRANS MULYA TAMBUNAN, 070610363 (2013) ANGKRINGAN YOGJAKARTA (Studi Deskriptif Mengenai Angkringan Sebagai Ikon Wisata Kota Yogjakarta). Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s1-2014-tambunanfr-30111-7.abstr-k.pdf Download (214kB) | Preview |
|
Text (FULLTEXT)
gdlhub-gdl-s1-2014-tambunanfr-30111-FULLTEXT.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Perkembangan dunia pariwisata di Indonesia sangat menarik untuk dikaji lebih mendalam. Tempat-tempat wisata di Indonesia tidak hanya diminati oleh wisatawan domestik namun juga wisatawan luar negeri. Salah satu tujuan wisata paling terkenal di Indonesia adalah kota Yogjakarta. Kota ini memiliki banyak obyek wisata yang menarik perhatian. Beberapa di antaranya bahkan dapat disebut sebagai ikon wisata di kota Yogjakarta, sebut saja Candi Borobudur, Pantai Parangtritis, Keraton Yogyakarta, hingga Malioboro yang telah menjadi pusat perbelanjaan terbesar dan teramai di Yogyakarta. Di balik kepopuleran obyek wisata tersebut di atas, muncul sebuah keunikan kebudayaan yang menjadi incaran banyak orang ketika berkunjung ke kota Yogyakarta, yaitu Angkringan. Sebuah warung makan dengan konsep sederhana khas kota Yogjakarta ini telah menjadi lahan mata pencaharian baru bagi masyarakat kota Yogjakarta. Dengan kekhasannya yang tidak dapat ditemui di tempat lainnya membuat Angkringan di kota Yogjakarta menjadi sangat dirindukan oleh tiap wisatawan di kota tersebut. Meskipun di kota-kota lain sudah muncul Angkringan, namun suasana yang ditawarkan Angkringan di Yogyakarta begitu berbeda. Bahkan sampai ada pendapat bahwa “jika anda rindu dengan Angkringan, maka anda sebenarnya rindu dengan kota Yogjakarta” Penelitian ini bersifat deskriptif-kualitatif yang menggunakan metode wawancara dan observasi sebagai metode utama. Data-data yang didapatkan akan dianalisis dengan menggunakan teori fungsionalisme dari Bronislaw Malinowski. Data yang diperoleh selama penelitian di lokasi akan diuraikan dengan teori tersebut sehingga dapat diketahui ketiga tingkatan fungsi budaya di dalam Angkringan. Dari hasil penelitian dan analisis data, dapat disimpulkan bahwa di dalam Angkringan telah mampu ditemukan adanya ketiga tingkatan fungsi kebudayaan yang meliputi kebutuhan biologis, kebutuhan instrumental, dan kebutuhan integratif. Selain itu, juga didapatkan bahwa dua unsur kebudayaan yang paling berpengaruh di dalam fungsionalisme juga dapat dilihat, yaitu unsur ekonomi dan unsure teknologi. Kedua unsur ini mengalami perubahan dan perkembangan yang baik dari hari ke hari. Faktor dukungan pemerintah, dan penerimaan masyarakat terhadap Angkringan juga menjadi salah satu pendorong munculnya Angkringan menjadi suatu budaya baru di kota Yogjakarta. Berdasar data yang ada tersebut, dapat disimpulkan bahwa Angkringan mampu disebut sebagai kebudayaan baru di kota Yogjakarta. Dapat pula dikatakan bahwa Angkringan telah menjadi salah satu ikon wisata di kota Yogjakarta, karena setiap orang yang berkunjung ke kota Yogyakarta pasti akan berkunjung ke Angkringan.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK-2 FIS ANT. 23/14 Tam a | ||||||
Uncontrolled Keywords: | Yogjakarta, Angkringan, wisata, ikon | ||||||
Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > GV Recreation Leisure | ||||||
Divisions: | 07. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Antropologi | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | Mrs. Djuwarnik Djuwey | ||||||
Date Deposited: | 03 Mar 2014 12:00 | ||||||
Last Modified: | 06 Sep 2016 07:48 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/16332 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |