ZUHAIR ZUBAIDI, 070710564 (2013) ISLAMOPHOBIA SETELAH PERISTIWA 9/11: PENGARUH KEBIJAKAN ANTI-TERRORISM, CRIME AND SECURITY ACT 2001 TERHADAP IMIGRAN-IMIGRAN MUSLIM DI INGGRIS. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s1-2013-zubaidizuh-29099-10.abst-k.pdf Download (289kB) | Preview |
|
Text (FULLTEXT)
26.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Serangan yang dilakukan oleh jaringan teroris international pada tanggal 11 september 2001 di Amerika serikat dengan membajak dan menabrakkan maskapai penerbangan komersial ke gedung World Trade Center (WTC) dan Pentagon. Peristiwa 9/11 membuat jaringan trerorisme menjadi isu internasional. Amerika Serikat dengan kebijakan War on Terrorism memaksa negara-negara lain menyesuaikan kebijakan luar negerinya dengan kepentingan keamanan Amerika Serikat. Selain itu peristiwa 9/11 membuat Islam menjadi sorotan global dan dianggap sebagai ideologi yang memiliki ancaman bagi negara-negara barat terutama. Inggris merupakan salah satu negara yang melakukan amandemen terhadap kebijakan Terrorism Act 2000 menjadi Anti-Terrorism, Crime, and Security Act (ATCSA) 2001 setelah peristiwa 9/11. Kebijakan ATCSA Inggris menimbulkan pertanyaaan bagaimankah pengaruh kebijakan ini terhadap imigran Muslim yang ada di Inggris dan mencari suaka di Inggris. Dalam penelitian ini digunakan teori sistem politik David Easton, teori kebijakan luar negeri, pendekatan terorisme, Islamophobia, dan keamanan nasional untuk menjelaskan dampak kebijakan ATCSA terhadap Imigra Muslim di Inggris. Dengan pendekatan daiatas ditemukan bahwa kebijakan ATCSA memberikan rasa tidak aman kepada imigran-imigran Muslim di Inggris dan tekanan secara psikologis karena mereka dicurigai sebagai anggota dan bagian dari jaringan teroris Internasional. Meskipun kebijakan ATCSA tidak memberikan penurunan terhadap jumlah Imigran Muslim di Inggris
Actions (login required)
View Item |