ANUGERAH HENDRI RAHMANTO, 070912087 (2014) SENGKETA KEPULAUAN SENKAKU ANTARA CINA DAN JEPANG (1998-2013). Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s1-2014-rahmantoan-30430-10.abst-k.pdf Download (124kB) | Preview |
|
Text (FULLTEXT)
3.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Sengketa Kepulauan Senkaku merupakan salah satu isu kedaulatan negara antara Cina dan Jepang yang terjadi sejak tahun 1971. Permasalahan ini sempat dikesampingkan oleh masing-masing negara. Namun dalam perkembangannya pada tahun 1996 permasalahan ini kembali memanas karena dipicu dengan dibangunnya mercusuar di salah satu pulau Kepulauan Senkaku. Cina dan Jepang menyadari pentingnya hubungan antara kedua negara sehingga masing-masing berupaya untuk menyelesaikan sengketa melalui negosiasi. Negosiasi pertama dilakukan pada tahun 1998-2003 dengan melakukan delimitasi ZEE. Negosiasi kedua dilakukan pada tahun 2004-2008 dengan melakukan joint development. Dua upaya yang telah dilakukan belum juga menemukan penyelesaian sengketa hingga pada tahun 2013 Cina menyatakan Kepulauan Senkaku sebagai core interestnya. Oleh karena itu penulis meneliti mengapa sengketa Kepulauan Senkaku belum menemukan penyelesaian sekalipun sepanjang tahun 1998-2013 telah dilakukan upaya penyelesaian sengketa. Untuk menjawabnya penulis menggunakan kerangka pemikiran dinamika konflik, peringkat analisis negara, penyelesaian sengketa melalui negosiasi dan pengaruh power terhadap perubahan sikap dan kepentingan. Hipotesis penulis adalah upaya penyelesaian sengketa Kepulauan Senkaku antara Cina dan Jepang belum menemui penyelesaian dikarenakan adanya perubahan kepentingan dan sikap dari Cina yang dipengaruhi oleh peningkatan kekuatannya. Hal tersebut membuatnya semakin bersikeras pada posisinya sehingga memicu semakin kuatnya polarisasi antara Cina dan Jepang. Penulis menemukan bahwa adanya peningkatan kekuatan Cina justru membuatnya menjadi lebih mandiri dan agresif. Dengan adanya hal tersebut Cina menjadi semakin bersikeras pada posisinya sehingga negosiasi antara Cina dan Jepang tidak bisa berjalan lancar.
Actions (login required)
View Item |