MAYGY DWI PUSPITASARI, 070912073
(2014)
ALASAN INDONESIA, MALAYSIA, SINGAPURA, MENJALIN KERJASAMA TRILATERAL PATROLI TERKOORDINASI MALSINDO DI TAHUN 2004.
Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Isu keamanan di Selat Malaka, khususnya perampokan bersenjata telah menjadi
perhatian dunia sejak lama. Namun Indonesia, Malaysia, dan Singapura sebagai
negara pantai baru di tahun 2004 menjalin kerjasama trilateral patroli
terkoordinasi MALSINDO untuk mengamankan Selat Malaka. Letak Selat
Malaka yang strategis menjadikannya salah satu selat tersibuk di dunia. Selat
Malaka menjadi jalur bagi distribusi minyak dan gas alam sebagai kebutuhan
keamanan energi dan 1/4 komoditi dagang dunia yang melalui laut. Namun
tingginya aktivitas di Selat tidak diimbangi dengan jaminan keamanan. Beberapa
kali Selat Malaka dijuluki sebagai perairan rawan akan perampokan bersenjata.
Menggunakan konsep kepentingan nasional, kebijakan luar negeri, dan persepsi
ancaman, penelitian ini menyimpulkan bahwa kerjasama trilateral patroli
terkoordinasi MALSINDO adalah bentuk kebijakan luar negeri yang dipilih
masing-masing negara pantai dengan dasar untuk melindungi kepentingan
nasionalnya dari persepsi ancaman yang mucul di tahun 2004 oleh masing-masing
negara pantai. Perampokan bersenjata di akhir tahun 2001 dikhawatirkan bergeser
ke arah terorisme maritim akibat serangan 9/11. Isu terorisme maritim mendorong
negara pengguna untuk ikut mengamankan Selat Malaka, hal ini dilihat sebagai
intervensi dan ancaman terhadap kedaulatan bagi Malaysia dan Indonesia.
Sedangkan Singapura melihat kemungkinan terorisme maritim sebagai inti
ancaman bagi kepentingan nasionalnya. Bagi Singapura, Selat Malaka menjadi
penyumbang perekonomian nasional melalui aktivitas kemaritiman. Oleh karena
itu isu Selat Malaka selalu membicarakan persinggungan kepentingan negara
pengguna dan negara pantai, baik dari aspek ekonomi ataupun keamanan.
Actions (login required)
|
View Item |