WACANA PEREMPUAN TIONGHOA DALAM NOVEL INDONESIA PASKA REFORMASI Discourse Analysis Identitas Perempuan Beretnis Tionghoa dalam Teks Novel Dimsum Terakhir Karya Clara Ng

INTAN FITRANISA, 070710369 (2011) WACANA PEREMPUAN TIONGHOA DALAM NOVEL INDONESIA PASKA REFORMASI Discourse Analysis Identitas Perempuan Beretnis Tionghoa dalam Teks Novel Dimsum Terakhir Karya Clara Ng. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s1-2011-fitranisai-20665-fisk30-k.pdf

Download (334kB) | Preview
[img] Text (FULL TEXT)
gdlhub-gdl-s1-2011-fitranisai-17337-fisk30-w.pdf
Restricted to Registered users only

Download (782kB) | Request a copy
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Studi ini mengkaji identitas perempuan Tionghoa paska Reformasi yang diwacanakan dalam teks novel Dimsum Terakhir karya Clara Ng. Penelitian ini menarik untuk diteliti karena perempuan Tionghoa merupakan sosok yang tidak saja mengalami opresi dari pemerintah, khususnya di era Orde Baru, tetapi juga dari budaya Tionghoa, budaya dominan dimana mereka tinggal, sekaligus media massa sebagai salah satu bentuk aparatus negara. Belum lagi, mereka juga dihadapkan pada persoalan seksualitas dan tubuh terkait identitas mereka sebagai perempuan. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa konstruk identitas perempuan Tionghoa tidak pernah lepas dari pengaruh pihak-pihak yang memiliki kuasa atas identitas mereka, termasuk pengaruh dari novel sebagai media massa. Akibatnya, perempuan Tionghoa tidak memiliki kuasa untuk mendefinisikan sendiri identitasnya. Melalui penelitian ini, peneliti ingin mendekonstruksi identitas perempuan Tionghoa dalam konteks paska Reformasi yang diartikulasikan dalam teks novel Dimsum Terakhir. Dengan menggunakan tipe penelitian eksploratif dan analisis wacana milik Sara Mills sebagai metode, peneliti diharapkan mampu mengeksplorasi posisi perempuan Tionghoa dalam teks sehingga identitas perempuan Tionghoa yang diwacanakan dalam novel Dimusum Terakhir dapat terungkap. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengakuan atas eksistensi perempuan Tionghoa setelah jatuhnya rezim Orde Baru tidak menjamin adanya gambaran alternatif mengenai identitas perempuan Tionghoa. Meski perempuan Tionghoa diposisikan di ranah publik, bahkan muncul fenomena perempuan lajang, identitas perempuan Tionghoa di era paska Reformasi nyatanya masih terpengaruh oleh bentukan identitas di masa Orde Baru, budaya dominan dimana mereka tinggal sekaligus budaya Tionghoa yang cenderung patriakal. Hal ini juga berlaku terhadap persoalan seksualitas dan tubuh perempuan Tionghoa dimana mereka diperlihatkan belum memiliki kuasa atas seksualitas dan tubuhnya sendiri. Kata kunci: Wacana, Identitas, Perempuan Tionghoa

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: KKB KK 2 Fis. K. 30/11 Fit w
Uncontrolled Keywords: WOMEN CHINESE ; FICTION
Subjects: H Social Sciences > HV Social pathology. Social and public welfare > HV1-9960 Social pathology. Social and public welfare. Criminology > HV697-4959 Protection, assistance and relief > HV3176-3199 Special classes. By race or ethnic group
Divisions: 07. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Komunikasi
Creators:
CreatorsNIM
INTAN FITRANISA, 070710369UNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorRachma Ida, Dra., M.A., Ph.DUNSPECIFIED
Depositing User: Nn Dewi Rekno Ulansari
Date Deposited: 08 Nov 2011 12:00
Last Modified: 09 Sep 2016 05:09
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/16769
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item