KEN KUMBARA JAGAD
(2011)
HIBRIDITAS DEMOKRASI (Telaah Poskolonial Terhadap Diskursus Demokrasi di Indonesia).
Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Bagi Indonesia yang baru saja lepas dari rezim otoritarian yang berkuasa selama 32 tahun, demokrasi dilirik sebagai bentuk paling ideal dalam kehidupan bernegara. Kendati demikian, fakta di lapangan menunjukkan keadaan yang sangat jauh dari cita-cita demokrasi. Sejak awal kemerdekaan, hingga hari ini konflik demi konflik terus bermunculan, justru di tengah gencarnya kampanye mengenai demokrasi. Demokrasi sebagai anak kandung pengetahuan modern justru memiliki konsekuensi yang sangat mahal di ruang sosial.
Untuk mendekati permasalahan tersebut, poskolonialisme merupakan alat baca yang relevan. Hal ini disebabkan poskolonialisme memberikan perangkat analisis untuk mengevaluasi kanon pengetahuan modern. Dalam kacamata poskolonialisme, kolonialisme itu sendiri merupakan konsekuensi logis dari pengetahuan modern.
Melalui salah satu tokohnya, Homi K. Bhabha, relasi timur-barat dipandang sebagai relasi yang interaktif di antara keduanya. Sehingga, persinggungan antara timur-barat justru memberikan peluang bagi terciptanya ruang kultural baru yang tidak lagi merepresentasikan baik barat maupun timur. Identitas yang dihasilkan dari ruang kultural baru ini merupakan identitas yang hibrid. Maka, dari sudut pandang ini, kolonialisme bukan dipandang sebagai hubungan yang represif dan berujung kepada eksploitasi fisik.
Berawal dari gagasan tersebut, maka penelitian ini menemukan bahwa peragaan demokrasi di Indonesia sedang menyembunyikan hasrat kedaulatan, yang timbul dari perasaan inferior. Semangat untuk keluar dari belenggu inferioritas inilah yang menyebabkan demokrasi di Indonesia tidak akan pernah punya bentuk.
Actions (login required)
|
View Item |