ADITYA FERNANDO, 070610402 (2010) SANGKAR KOLONIALISME DALAM WACANA NATION-STATE Analisis Poskolonialisme Edward Said Terhadap Representasi Gagasan Nation-State dalam Membingkai Realitas ke-Indonesia-an. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (Abstrak)
gdlhub-gdl-s1-2009-fernandoad-15471-abstrak-0.pdf Download (597kB) | Preview |
|
Text (Fulltext)
gdlhub-gdl-s1-2009-fernandoad-12847-fis.s.67-0.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Nation-State merupakan suatu fenomena yang aktual. Aktual dalam penelitian bermakna sesuatu yang baru dan pernah ada sebelumnya dalam historiografi Indonesia. Bagi Indonesia yang baru mengalami fase dekolonisasi dan menikmati suasana kemerdekaan 64 tahun maka Nation-State adalah sesuatu yang aktual. Sifat aktual inilah yang menggiring Nation-State baik sebagai model lanjut dari tahapan sebuah masyarakat yang secara koordinasi-administratif jauh lebih kompleks dari model organisasi masyarakat sebelumnya sekaligus mencetuskan sebuah identitas baru yang berdiri lebih tinggi dari identitas yang lain yakni nasionalisme. Dualisme konsepsi dalam satu wadah yakni Nation-State pada praktiknya mengalami benturan yang hasilnya tidak pernah diduga sebelumnya. Konflik berkepanjangan di seluruh wilayah Indonesia membuktikan hal tersebut. Untuk mendekati permasalahan tersebut pendekatan poskolonialisme menjadi relevan untuk penelitian ini. Hal ini disebabkan pendekatan ini mampu mengevaluasi kerja pengetahuan modern atau kolonialisme. Kolonialisme itu sendiri dalam paradigma poskolonial didudukkan sebagai wacana. Tujuannya adalah melihat peragaan secara holistis baik di sisi gagasan sekaligus relasi dengan penerapan atau pelbagai praktiknya. Berangkat dari hal tersebut penelitian mengungkapkan suatu interpretasi yang berbeda dari kanon sejarah Indonesia pada umumnya. Bahwa ternyata biang konflik berkepanjangan di Indonesia berakar dari kolonialisme yang luput dibaca oleh analisis sosial. Kolonialisme sering dipandang sebagai hubungan represif antara penjajah Belanda (barat) terhadap Indonesia (timur). Jika berangkat dari bingkai represifitas maka konsekuensinya dominasi akan terus dipegang oleh para penjajah. Maka poskolonialisme menjernihkan hal tersebut dan mendudukkan kolonialisme dalam posisi protagonis. Yakni lewat pencerahan dan diseminasi nilai-nilai universal. Karena hal itulah yang digunakan dan digadangkan oleh para punggawa bangsa ini untuk menyelamatkan Indonesia. Berawal dari gagasan tersebut, penelitian ini menemukan bahwa penjajah sebenarnya adalah bangsa kita sendiri karena masyarakat Indonesia dengan sendirinya terpolarisasi akibat pengejawantahan nilai-nilai universal tersebut. Di satu sisi mengidentifikasi sebagai yang modern, dan di sisi lain tradisi. Polarisasi yang timpang inilah yang menjadi hulu dari konflik berkepanjangan di negeri ini.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK-2 Fis.S.67/10 Fer s | ||||||
Uncontrolled Keywords: | COLONIALISM, NATION STATE | ||||||
Subjects: | H Social Sciences > HM Sociology > HM(1)-1281 Sociology > HM435-477 History of sociology. History of sociological theory | ||||||
Divisions: | 07. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Magister Ilmu Sosiologi | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | Nurma Harumiaty | ||||||
Date Deposited: | 01 Jul 2015 12:00 | ||||||
Last Modified: | 28 May 2019 03:19 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/16967 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |