Matulatan Sukemi, 070226808
(2011)
KOMUNITAS AMBON DAN BUDAYA RANTAU (Studi Tentang Pengetahuan Kearifan Lokal Di Kalangan Komunitas Ambon Dalam Memaknai Identitas Budayanya Di Kota Surabaya).
Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Dalam studi ini difokuskan untuk menjawab permasalahan “bagaimanakah pengetahuan kearifan lokal di kalangan komunitas Ambon dalam memaknai identitas budayanya di kota Surabaya”. Pe-nelitian menggunakan pendekatan kualitatif, dimana peneliti neggu-nakan indept interview dan mengiterpretasikannya secara deskriptif. Sedangkan pisau analisisnya adalah menggunakan teori sosialisasi Mead, teori identitas Sheldon Sryker dam moral ekonomi petani Scott.
Adapaun hasil penelitian in dapat diabstrakkan kembali bah-wa, pertama budaya masyarakat meskipun tetap dipertahan, dan di-maknakan sebagai suatu budaya yang mendarah daging di dalam ko-munitas Ambon rantau di Surabaya. Namun hal ini tidak dapat dila-kukan oleh semua masyarakat rantau Ambon. Banyak faktor sebagai implikasinya. Yakni masalah itu berkaiatan dengan kesadaran manu-sianya, dan masalah dana, masalah waktu dan karena kesibukannya sendiri. kedua pengetahuan terkait budayanya mereka peroleh ketika mereka masih berada di negeri Asal, dimana proses ini diperoleh dari sosialisasi semenjak kecil dari orang tua mereka. Ketiga Orang-orang dengan negeri asal Ambon yang menyimbolkan kearifan budaya seba-gai instrumen tunggal dalam pencarian identitas menurut pemaknaan sebelum memutuskan melakukan tindakan mensosialisasikan kepada orang lain. Tidakan ini tidak hanya dalam bentuk peranan dalam da-lam kehidupan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari namun juga mereka tuangkan dalam kegiatan organisasi. Keempat mereka me-maknai kearifan budaya tidak hanya sekedar budaya yang memang warisan dari nenek moyang mereka, namun juga merupakan budaya yang memang sebagai pemersatu komunitas mereka dan kelima meskipun budaya negeri Asal dipertahankan pada negeri rantau di ko-ta Surabaya. Namun tidak semua budaya mampu disosialisasikan dan diterapkan, hal ini disebabkan masalah kondisional kota Surabaya dan intensitas kesibukan informan yang tidak hanya terpusat pada kegiatan budaya saja, namun juga disibukkan dengan kegiatan lain-nya.
Actions (login required)
|
View Item |