PEREMPUAN DALAM PUSARAN POLITIK : KONSTRUKSI KEKUASAAN PEREMPUAN DALAM ARENA DEMOKRASI

PRATITIS HAMALIA KHAHARANI, 070610182 (2010) PEREMPUAN DALAM PUSARAN POLITIK : KONSTRUKSI KEKUASAAN PEREMPUAN DALAM ARENA DEMOKRASI. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img]
Preview
Text (Abstrak)
gdlhub-gdl-s1-2010-khaharanip-17092-abstrak-0.pdf

Download (676kB) | Preview
[img] Text (Fulltext)
gdlhub-gdl-s1-2010-khaharanip-14323-fis.s.66-0.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB) | Request a copy
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kehidupan politik perempuan dalam prosesnya mengkonstruksi makna kekuasaan. Secara teoritissosiologis, studi ini hendak mengkaji makna Konstruksi kekuasaan dengan menggunakan teori konstruksi sosial Peter L.Berger dan Thomas Luckmann. Sebagai perempuan Dunia ketiga, kehidupan keseharian perempuan tidak saja berhadapan dengan isu gender, katidakadilan gender, namun juga berkaitan dengan isu kelas, kolonisasi pengetahuan. Pengetahuan mengkonstruksi makna kekuasaan diimplemetasikan dalam kapasitas politiknya dan kemampuan melakukan negosiasi politik. Disinilah teori kritis Tindakan Komunikatif Habermas berperan dalam memberikan analisis. Dengan menggunakan metodologi konstruksi sosial penelitian ini menghasilkan temuan realitas subjektif yang terlihat dengan pengetahuan yang dituangkan dalam kapasitasnya serta praktik politiknya. Dialektika simultan menggambarkan bagaimana proses ini berjalan. Studi ini memberikan catatan bahwa, Kekuasaan ditafsirkan secara berbeda sehingga memiliki karakteristik tersendiri. Pengetahuan ini kemudian menjadi suatu ideologi bagi perempuan untuk dapat berkiprah dalam dunia politik. Hasil dari proses eksternalisasi ini kemudian di analisis menggunakan teori tindakan komunikatif perempuan untuk dapat melihat strategi dan komunikasi politik perempuan dalam menghadapi struktur dominan (patriarki). Ruang imajinatif dan ruang politis selalu hadir berdampingan dengan kemanusiaannya sebagai the second sex yang senantiasa mengalami ketidakadilan. Dalam menghadapi tekanan struktur perempuan membutuhkan agresi kreatif. Sering dikatakan bicara atau menulis seperti laki-laki sama dengan menegaskan penguasaan, mengontrol makna, mengklaim kebenaran, objektivitas, atau pengetahuan, sementara bicara seperti perempuan berarti menolak penguasaan, membuat makna menjadi sulit dipahami dan berubah-ubah, tidak mengontrol, atau menguasai kebenaran atau pengetahuan. Dengan kata lain menjadi asertif, yang berarti memiliki tesis, makna, posisi politis, adalah mengambil posisi “laki-laki”, apa pun jenis kelaminnya

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: KKB KK-2 Fis.S.66/10 Kha p
Uncontrolled Keywords: WOMEN IN POWER; DEMOCRACY
Subjects: H Social Sciences > HQ The family. Marriage. Woman > HQ1-2044 The Family. Marriage. Women > HQ1101-2030.7 Women. Feminism
H Social Sciences > HV Social pathology. Social and public welfare > HV1-9960 Social pathology. Social and public welfare. Criminology > HV697-4959 Protection, assistance and relief > HV697-3024 Special classes > HV1442-1448 Women
J Political Science
Divisions: 07. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Sosiologi
Creators:
CreatorsNIM
PRATITIS HAMALIA KHAHARANI, 070610182UNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorNovri Susan, S.Sos., MAUNSPECIFIED
Thesis advisorIB Wirawan, Prof. Dr.UNSPECIFIED
Depositing User: Nurma Harumiaty
Date Deposited: 02 Jul 2015 12:00
Last Modified: 30 Oct 2016 22:22
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/17033
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item