ELLIZA RAHDINI, 070417145 (2009) PENERIMAAN KHALAYAK SURABAYA TERHADAP PENGGAMBARAN PEREMPUAN DALAM FILM PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (Abstrak)
gdlhub-gdl-s1-2009-rahdiniell-17943-abstrak-0.pdf Download (619kB) | Preview |
|
Text (Fulltext)
gdlhub-gdl-s1-2009-rahdiniell-14965-fis.k.44-0.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Fenomena film Perempuan Berkalung Sorban telah menuai banyak tanggapan dari khalayak film. Isu sosial dalam film tentang perjuangan kebebasan perempuan untuk mendapatkan hak-haknya dan budaya patriarki di lingkungan pesantren telah memicu pro kontra terhadap film tersebut. Sebagian khalayak menyatakan persetujuan (pro) maupun yang menyatakan penolakannya (kontra). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerimaan khalayak Surabaya terhadap penggambaran perempuan dalam film Perempuan Berkalung Sorban. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode analisis penerimaan (reception analysis). Sasaran dalam penenelitian ini adalah khalayak Surabaya yang pernah menonton film Perempuan Berkalung Sorban, beragama Islam, namun berasal dari berbagai latar belakang usia, jenis kelamin, pendidikan, dan sosial budaya yang berbeda. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara indept interview atau melakukan wawancara mendalam secara langsung kepada para informan. Hasil dari penelitian ini antara lain : perempuan dalam film PBS digambarkan sebagai sosok yang sengsara dan tertindas, namun ia akhirnya mampu menjadi seorang “pejuang” yang gigih berjuang baik untuk kepentingan pribadinya sendiri maupun untuk perempuan-perempuan lain di sekitarnya untuk mendapatkan kembali hak-haknya. Pendapat informan terhadap pro dan kontra penggambaran perempuan dalam film perempuan berkalung sorban dikarenakan yang direpresentasikan dalam film tersebut kurang mewakili dengan apa yang sebenarnya terjadi, dalil-dalil tentang perempuan yang digunakan juga kurang tepat. Perempuan digambarkan sebagai sosok yang selalu berada di bawah kaum laki-laki, sementara tokoh kyai dalam film tidak memberikan contoh yang patut diteladani. Pendapat informan terhadap perjuangan tokoh perempuan adalah setuju dengan perjuangan tokoh utama Anisa untuk mencapai cita-cita terutama untuk pendidikan serta keinginan untuk memperluas wawasan anak-anak pesantren. Namun tetap dari segi pemberontakan Anisa yang dinilai beragam oleh informan, ada yang mengatakan hal itu sebagai sesuatu yang wajar karena beban yang dialami namun ada juga yang menilai terlalu frontal
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KK KKB Fis K 44/10 Rah p | ||||||
Uncontrolled Keywords: | WOMEN; TELEVISION FILM | ||||||
Subjects: | H Social Sciences > HQ The family. Marriage. Woman > HQ1-2044 The Family. Marriage. Women > HQ1101-2030.7 Women. Feminism | ||||||
Divisions: | 07. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Komunikasi | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | Nurma Harumiaty | ||||||
Date Deposited: | 01 Jul 2015 12:00 | ||||||
Last Modified: | 01 Nov 2016 22:50 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/17058 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |