Penggambaran Korban dan Pelaku Kejahatan Susila Usia Anak dalam Media Cetak

APRISA RAHMAWATI, 070610304 (2010) Penggambaran Korban dan Pelaku Kejahatan Susila Usia Anak dalam Media Cetak. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img]
Preview
Text (Abstrak)
gdlhub-gdl-s1-2010-rahmawatia-18455-abstrak-0.pdf

Download (768kB) | Preview
[img]
Preview
Text (FULLTEXT)
17082.compressed.pdf

Download (1MB) | Preview
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Kejahatan susila yang korban dan pelakunya usia anak ini tentu saja menjadi perhatian media. Karena memang media berfungsi sebagai pengontrol social. Media membantu dalam hal mengekspose berita tentang anak dengan tujuan agar menjadi sarana pembelajaran oleh masyarakat. Namun bisa terjadi pelanggaran hak anak yang dilakukan oleh media massa. Seperti temuan data yang ada pada penelitian ini, seorang anak yang menjadi korban kejahatan susila digambarkan sebagai sosok yang lemah, tidak berdaya terhadap paksaan, tidak berani melawan, dan cenderung pasrah. Hal ini dikarenakan, di Indonesia posisi anak dalam keluarga berada pada posisi yang lemah. Selain itu, korban kejahatan susila usia anak ini tidak hanya mengalami kejahatan susila saja, tapi juga mengalami kekerasan-kekerasan lain, seperti : ancaman, paksaan, perilaku kasar, dan kekerasan verbal. Korban kejahatan susila usia anak digambarkan dari keluarga yang ada pada golongan menengah ke bawah. Kondisi ekonomi seperti ini seringkali dikaitkan dengan besarnya beban hidup yang mengakibatkan kekecewaan dan berujung pada kekerasan terhadap anak. Kemiskinan juga dikaitkan dengan kurangnya pengetahuan. Seperti kekerasan yang dialami oleh Seli, misalnya.Ibu kandung Seli menyuruh Seli untuk menjual diri, selain itu Seli diminta untuk tidak bersekolah dan bekerja untuk membantu perekonomian keluarga. Hal ini terlihat bahwa pemahaman ibu Seli tentang hak anak itu rendah. Anak yang menjadi korban kejahatan susila adalah bahwa anak ini selalu bersikap pasrah dan tidak berani melawan. Hal ini dikarenakan hubungan asimetris yang sejak kecil dibentuk oleh orang tua bahwa seorang anak diharuskan patuh kepada orang yang lebih tua. Nilai-nilai kekuasaan yang dipegang orang yang lebih dewasa sangatlah umum di kehidupan masyarakat Indonesia. Pengunaan bahasa dan kata-kata yang dipakai untuk menggambarkan anak yang menjadi korban kejahatan susila ini masih terkesan merendahkan. Hal ini ditunjukkan dengan kata : digilir, digarap, dipaksa melayani nafsu bejat, gadis lugu (menunjukkan wanita yang bodoh dan tidak tahu apa-apa), dijual kepada lelaki hidung belang, dll. Dari kata-kata yang dipakai masih menunjukkan bahwa anak yang menjadi korban kejahatan susila ditempatkan sebagai objek yang bisa dimainkan oleh pelaku kejahatan susila. Selain menjadi korban, anak bisa menjadi pelaku kejahatan susila. Bisa kita perhatikan dalam penayangan berita mengenai remaja yang pesta seks atau sebagai ”aktor” video porno. Dari hasil penelitian terhadap dua berita tentang kejahatan susila yang pelakunya usia anak didapatkan data bahwa anak bukan lagi sosok yang tidak berdaya dan tidak mampu melakukan pelanggaran norma. atau bahkan hukum sekalipun. Perilaku anak yang menjadi pelaku kejahatan susila ini digambarkan dengan kata-kata yang bermakna keprihatinan. Perilaku anak yang menjadi pelaku kejahatan susila ini memang jauh dari bayangang banyak orang tua. Hal ini tentu saja menjadi hal yang tidak diinginkan. Namun sayangnya anak bisa menjadi sosok yang lihai melakukan kejahatan susila ini. Seperti pada berita yang berjudul ”Siswa SMP Pesta Miras dan Seks”. Dari sekumpulan kronologis yang ditulis di media, digambarkan anak sudah mempunyai pemikiran seperi orang dewasa. Yang paling ditonjolkan adalah perbuatan anak-anak sebagai pelaku kejahatan susila ini yang adalah bentuk kenakalan remaja yang mempunyai makna implisit bahwa orangtua wajib berwaspada terhadap tumbuh kembang anak. Dari bahasa yang dipakai, media banyak menggunakan bahasa bermakna konotasi yang bersifat negatif. Dan dua berita tersebut digambarkan secara vulgar bagaimana anak menjadi pelaku kejahatan susila.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: KK KKB Fis K 88/10 Rah p
Uncontrolled Keywords: CRIME IN MEDIA
Subjects: H Social Sciences > HM Sociology > HM(1)-1281 Sociology > HM1001-1281 Social psychology > HM1041-1101 Social perception. Social cognition Including perception of the self and others, prejudices, stereotype
P Language and Literature > P Philology. Linguistics > P87-96 Communication. Mass media
Divisions: 07. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Komunikasi
Creators:
CreatorsNIM
APRISA RAHMAWATI, 070610304UNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorRachmah Ida, Dra. M.Comm,.PhDUNSPECIFIED
Depositing User: Nurma Harumiaty
Date Deposited: 02 Jul 1905 12:00
Last Modified: 20 Jun 2017 17:31
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/17082
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item