JELITA HIKMA ELKIPTIA, 070517614 (2009) PENGGAMBARAN RELASI GENDER DALAM SINETRON KOMEDI DI TRANS TV (Analisis Tekstual dalam Sinetron Komedi "Suami-Suami Takut Istri" di Trans TV - Episode "Musim Sakit, Cari Penyakit"). Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (Abstrak) gdlhub-gdl-s1-2009-elkiptiaje-18595-abstrak-0.pdf Download (715kB) | Preview
	Text (Fulltext) gdlhub-gdl-s1-2009-elkiptiaje-18595-abstrak-0.pdf Restricted to Registered users only Download (715kB) | Request a copy

Abstract

Penelitian ini adalah sebuah analisis tekstual mengenai penggambaran relasi gender yang ada pada sinetron komedi di televisi. Adanya berbagai hasil penelitian yang menunjukkan masih timpangnya gambaran perempuan dan laki-laki pada produk media massa, menjadikan penelitian ini menarik untuk dilakukan. Sinetron komedi sendiri yang merupakan salah satu produk media massa memiliki peran dalam menanamkan nilai-nilai tertentu, dan tidak terkecuali nilai-nilai berbasis gender. Sinetron komedi yang dijadikan subjek penelitian ini adalah ”Suami-Suami Takut Istri” (SSTI) yang ditayangkan di Trans TV setiap hari Senin hingga Jumat pada pukul 18.00 WIB-19.00 WIB. SSTI memiliki konsep cerita yang sedikit berbeda dengan sinetron-sinetron pada umumnya. SSTI menceritakan bagaimana fenomena para suami di sebuah kompleks perumahan yang takut dan berada pada dominasi para istri mereka masing-masing. Dengan konsep yang berbeda dengan sinetron-sinetron lainnya ini, peneliti ingin mencari tahu bagaimana penggambaran relasi gender dalam SSTI melalui tokoh-tokoh yang terlibat dalam episode ”Musim Sakit Cari Penyakit”. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah analisis tekstual untuk melihat makna-makna dalam teks. Teks yang dimaksud berupa tulisan, kata, suara dan sebagainya yang tergambar dalam cuplikan adegan pada sinetron komedi “Suami-Suami Takut Istri” episode “Musim Sakit Cari Penyakit”. Penelitian ini menunjukkan bahwa SSTI masih memberikan gambaran relasi gender yang masih timpang. Perempuan, dalam hal ini istri, digambarkan sebagai pihak yang cerewet, culas dan cengeng. Sedangkan laki-laki digambarkan sebagai pihak yang mata keranjang, berkuasa, subyek seks dan senang menggoda perempuan. Ini seperti terlihat pada tokoh para suami yang digambarkan sebagai laki-laki yang memiliki kuasa atas diri tokoh Pretty yang diceritakan sebagai seorang Janda serta tokoh Dokter Ayu yang berprofesi sebagai dokter dalam episode ini. Selain itu, gambaran perempuan sebagai obyek seks dan lemah juga dijumpai pada tokoh Pretty dan dokter Ayu. Pretty sebagai seorang janda dipandang oleh laki-laki (tokoh para suami) hanya sebatas sebagai obyek seks saja dan menjadikan Pretty sebagai seorang yang memang pantas untuk digoda. Selain itu, pelabelan negatif terhadap seorang janda juga dilakukan oleh para istri di kompleks tersebut. Pelabelan negatif tersebut terlihat dari cara para istri yang menganggap Pretty sebagai janda ikan asin yang selalu menggoda para suami mereka. Sedangkan Dokter Ayu yang berprofesi sebagai seorang dokter hanya dihargai oleh para suami sebatas penampilan fisiknya saja daripada kualitas dan profesi yang dimilikinya. Selain itu, secara keseluruhan perempuan masih digambarkan sebagai sosok yang selalu memperhatikan penampilannya.

Actions (login required)

View Item