Yudista Rusmasari Utomo, 070417526 (2010) Khalayak Waria Surabaya Dan Be A Man ( Analisis Penerimaan Khalayak Waria Surabaya Terhadap Representasi Waria Dalam Reality Show Be A Man Angkatan II Di Televisi ). Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (abstrak) gdlhub-gdl-s1-2010-utomoyudis-18623-abstrak-0.pdf Download (618kB) | Preview
	Text (fulltext) gdlhub-gdl-s1-2010-utomoyudis-15352-fis.k.79-0.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Kaum waria seringkali oleh masyarakat dianggap sebagai sosok yang abnormal karena terlahir dengan jenis kelamin laki-laki namun sikap, perilaku dan penampilannya cenderung feminin. Fenomena dan keberadaan sosok waria dianggap sebagai masalah sosial yang berasal dari pencitraan media yang banyak menampilkan waria sebagai penghibur, pelawak, dan menjadi ajang olok-olokan belaka. Tidak banyak acara di televisi yang menampilkan waria asli, selama ini media banyak menampilkan waria gadungan belaka. Reality show Be A Man Angkatan II mampu menghadirkan sesuatu yang berbeda, karena tayangan ini menampilkan sejumlah waria asli sebagai peserta. Kaum waria yang cenderung feminin ditampilkan secara maskulin untuk berkompetisi memperebutkan gelar “laki-laki sejati”. Penelitian ini menggunakan metode reception analysis yang bertujuan menggali persepsi, interpretasi, pemahaman, serta opini khalayak sebagai bentuk penerimaan khalayak terhadap teks media yang kemudian dipahami sebagai penerimaan. Peneliti memilih menggunakan metode tersebut karena dianggap paling sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti. Tipe penelitian ini adalah eksploratif, yaitu tipe penelitian yang berusaha menggali, menemukan dan mengungkapkan sebanyak mungkin pemikiran, interpretasi, dan pemahaman waria Surabaya sebagai khalayak terhadap representasi waria dalam reality show Be A Man Angkatan II di televisi. Teknik pengumpulan data menggunakan metode in-depth interview yang melibatkan 4 orang informan. Informan in-depth interview adalah waria dari komunitas-komunitas waria yang tinggal atau berdomisili di Kota Surabaya. Khalayak waria dipilih sebagai informan karena dianggap memiliki kesamaan psikologis dengan tokoh-tokoh peserta dalam tayangan tersebut. Alasan peneliti memilih kota Surabaya, karena Surabaya merupakan kota metropolis yang banyak dijadikan tujuan kaum waria mencari rejeki, di samping itu, di Surabaya banyak terdapat komunitas waria yang terorganisir dengan baik dalam wadah organisasi sosial yang menaungi waria. Interpretasi dilakukan terhadap narasi kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari hasil in-depth interview dengan informan waria Surabaya. Narasi itu berisi informasi-informasi tentang pemahaman dan pemaknaan waria kota Surabaya terhadap representasi waria dalam tayangan Be A Man Angkatan II. Hasil dari penelitian ini menunjukkan proses encoding-decoding informan yang menyatakan identifikasi informan terhadap representasi waria dalam Be A Man Angkatan II, kesesuaian, dan ketidak sesuaian diri informan dengan peserta yang ditampilkan secara maskulin yang melibatkan aspek-aspek dunia militer, nilai-nilai agresi, olahraga, dan penanggalan atribut feminin; informan juga memaknai keikutsertaan waria dalam tayangan Be A Man Angkatan II sekedar untuk meraih popularitas dengan cara tampil di televisi;

Actions (login required)

View Item